Page 306 - PENILAIAN-STATUS-GIZI
P. 306
Penilaian Status Gizi
18. Fortifikasi Makanan
Salah satu upaya untuk mengatasi kekurangan zat gizi mikro, khususnya zat besi dan
asam folat adalah melalui fortifikasi makanan. Contoh bahan makanan yang difortifikasi
adalah tepung terigu dan beras dengan zat besi, seng, asam folat, vitamin B1 dan B2.
19. Pengobatan Penyakit Penyerta
Penanggulangan anemia pada remaja putri dan Wanita Usia Subur harus dilakukan
bersamaan dengan pencegahan dan pengobatan, antara lain:
a. Kurang Energi Kronik (KEK)
Semua remaja putri dan WANITA USIA SUBUR dilakukan skrining dengan pengukuran
Indeks Massa Tubuh (IMT). Jika remaja putri dan WANITA USIA SUBUR menderita KEK/
Kurus, perlu dirujuk ke puskesmas.
b. Kecacingan
Apabila ditemukan remaja putri dan Wanita Usia Subur yang menderita kecacingan,
maka dirujuk ke puskesmas dan ditangani sesuai dengan Pedoman Pengendalian
Kecacingan di Indonesia. Remaja putri dan Wanita Usia Subur yang tinggal di daerah
endemik kecacingan, dianjurkan minum 1 tablet obat cacing setiap 6 bulan.
c. Malaria
Remaja putri dan wanita usia subur yang tinggal di daerah endemik malaria dianjurkan
menggunakan kelambu dan dilakukan skrining malaria. Apabila positif malaria, maka
ditangani sesuai dengan Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia.
Suplementasi Tablet Tambah Darah pada penderita malaria dapat dilakukan
bersamaan dengan pengobatan malaria.
d. Tuberkulosis (TBC)
Remaja Putri dan Wanita Usia Subur yang menderita TBC dilakukan pengobatan
dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) sesuai Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
Tuberkulosis di Indonesia.
e. HIV/AIDS
Pada remaja putri dan Wanita Usia Subur yang dicurigai menderita HIV/AIDS dilakukan
konseling diperiksa ELISA. Bila positif menderita HIV/AIDS mendapatkan obat
Antiretroviral (ARV) sesuai Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan HIV/AIDS di
Indonesia.
D. TANDA-TANDA KLINIS KEKURANGAN VITAMIN A
Bagaimana tanda-tanda klinis dari kekurangan vitamin A? Kurang vitamin A (KVA) di
Indonesia masih merupakan masalah gizi utama. Meskipun KVA tingkat berat
(Xerophthalmia) sudah jarang ditemui, tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum
menampakkan gejala nyata, masih menimpa masyarakat luas terutama kelompok balita.
KVA tingkat subklinis ini hanya dapat diketahui dengan memeriksa kadar vitamin A dalam
darah di laboratorium.
298