Page 115 - BUKU DASAR-DASAR PENGAMANAN HUTAN_Neat
P. 115

102   Sudirman Sultan


                1.  pengangkutan hasil hutan kayu budi daya yang berasal dari hutan
                    hak di Provinsi di Pulau Jawa dan Bali; dan
                2.  pengangkutan hasil hutan kayu budi daya yang berasal dari hutan
                    hak di Provinsi di luar Pulau Jawa dan Bali untuk kayu hasil budi
                    daya jenis jati, mahoni, nyawai, gmelina, lamtoro, kaliandra, akasia,
                    kemiri,  durian,  cempedak,  dadap,  duku,  jambu,  jengkol,  kelapa,
                    kecapi,  kenari,  mangga,  manggis,  melinjo,  nangka,  rambutan,
                    randu, sawit, sawo, sukun, trembesi, waru, karet, jabon, sengon,
                    dan petai, atau kayu jenis lain yang ditetapkan dengan Keputusan
                    Kepala Dinas Kehutanan Provinsi.
                Dalam pengawasan angkutan hasil hutan hak, Polhut harus memahami
            hal-hal berikut ini.

            1.  Pengangkutan  hasil  hutan  kayu  yang  berasal  dari  hutan  hak  yang
                tumbuh  secara  alami  tetap  mengikuti  ketentuan  PUHH  kayu  yang
                berasal dari hutan negara.
            2.  Nota angkutan diterbitkan oleh pemilik hutan hak dan berlaku sebagai
                DKP.
            3.  Nota  angkutan  lanjutan  diterbitkan  oleh  GANISPHPL—PKB  yang
                bekerja di TPKRT (Tempat Pengumpulan Kayu Rakyat Terdaftar) dengan
                mencantumkan nomor nota angkutan sebelumnya dan berlaku sebagai
                DKP (Deklarasi Kesesuaian Pemasok).
            4.  Blangko  nota  angkutan  dan  nota  angkutan  lanjutan  dapat  dilakukan
                dengan fotokopi dan pengisiannya dapat dilakukan dengan tulis tangan.
            5.  Masa  berlaku  nota  angkutan  dengan  nota  angkutan  lanjutan
                mempertimbangkan jarak dan waktu tempuh normal dan jika terjadi
                hambatan  dalam  pengangkutan,  maka  dibuat  surat  keterangan  oleh
                pengemudi atau nakhoda di atas kertas bermaterai cukup.
            6.  Pengangkutan  hasil  hutan  kayu  budi  daya  yang  berasal  dari  hutan
                hak  yang  tidak  dilengkapi  dengan  nota  angkutan  dan  atau  nota
                angkutan lanjutan dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan peraturan
                perundang-undangan.
            7.  Penerbit nota angkutan dan nota angkutan lanjutan yang tidak dapat
                membuktikan dokumen hak atas tanah, dikenakan sanksi pidana sesuai
                ketentuan peraturan perundang-undangan.
            8.  TPKRT atau industri primer atau penerima kayu yang menerima kayu
                yang tidak sesuai aturan ini, dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan
                peraturan perundang-undangan.
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120