Page 92 - BUKU DASAR-DASAR PENGAMANAN HUTAN_Neat
P. 92

Dasar-Dasar Pengamanan Hutan  79


                 ada  tidaknya  kaitan  antara  tindak  pidana  itu  dan  atau  ada  tidaknya
                 perbedaan waktu.
                 Contoh:
                 Tersangka  melakukan  pembukaan  area  perkebunan  dalam  kawasan
                 hutan.  Namun,  dalam  pembukaan  area  tersebut,  terjadi  pula
                 penebangan pohon dalam kawasan hutan. Oleh karena itu, penerapan
                 pasalnya adalah sebagai berikut.
                 “Melanggar Pasal 92 ayat (1) huruf a jo. Pasal 17 ayat (2) huruf b dan
                 Pasal 82 ayat (1) huruf b jo. Pasal 12 huruf b UU No. 18 Tahun 2013
                 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan.”
             4.  Penerapan pasal alternatif
                 Pasal alternatif digunakan apabila penyidik ragu terhadap pasal yang
                 dipersangkakan,  dalam  hal  ini  tindak  pidana  itu  tidak  satu  jurusan
                 (pasal  dalam  bab  yang  berbeda,  tetapi  mengatur  perbuatan  yang
                 hampir  sama),  dengan  penulisan  pasal  yang  ketentuan  pidananya
                 terberat di depan. Apabila pasal yang di depan telah terbukti, maka
                 pasal berikutnya tidak perlu dibuktikan lagi.
                 Contoh:
                 “Melanggar Pasal 365 atau Pasal 339 KUHP”
             5.  Penerapan pasal primer subsider
                 Pasal primer subsider digunakan apabila penyidik ragu terhadap tindak
                 pidana yang dipersangkakan. Dalam hal ini, tindak pidana satu jurusan
                 (pasal dalam satu bab mengatur tentang kejahatan yang sama), dengan
                 cara penulisan “Primer Pasal terberat Subsider Pasal yang lebih ringan”.
                 Hal ini dimaksudkan bila dalam persidangan telah terbukti pasal primer,
                 maka pasal subsider tidak perlu dibuktikan lagi.
                 Contoh:
                 “Melanggar pasal, Primer Pasal 340 Subsider Pasal 338 lebih Subsider
                 Pasal 351 ayat (3) KUHP”
             6.  Penerapan pasal kombinasi atau gabungan
                 Penerapan pasal kombinasi dilakukan dengan menggunaan persangkaan
                 pertama,  kedua,  ketiga,  dan  seterusnya.  Akan  tetapi,  masih  dapat
                 digunakan penerapan pasal Primer Subsider dan Alternatif.
                 Contoh Penerapan Pasal:
                 Persangkaan Pertama:
                 “Melanggar Pasal 365 jo. Pasal 55 (1) ke-le atau Pasal 339 jo. Pasal 55
                 (1) ke-le KUHP dan Pasal 1 (1) UU Drt 12/1951 dan Pasal 285 KUHP”
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97