Page 51 - E-MODUL
P. 51

diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September
                                      1944.

                                             Karena Jepang terus menerus terdesak, maka pada tanggal
                                      29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua
                                      kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang
                                      dituangkan dalam Maklumat Ganseikan (Pembesar Tertinggi Sipil
                                      dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura) No. 23.

                                             Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan
                                      Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
                                      (BPUPKI), Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan
                                      usul-usul  untuk  selanjutnya  dikemukakan  kepada  pemerintah
                                      Jepang untuk dapat dipertimbangkan. BPUPKI resmi dibentuk pada
                                      tanggal 1 Maret 1945, bertepatan dengan ulang tahun kaisar Jepang,
                                      Kaisar  Hirohito.  Dr.  Kanjeng  Raden  Tumenggung  (K.R.T.)
                                      Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, ditunjuk
                                      menjadi ketua BPUPKI dengan didampingi oleh dua orang ketua
                                      muda (wakil ketua), yaitu Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase
                                      "Yosio (orang Jepang), Selain menjadi ketua muda, Raden Pandji
                                      Soeroso  juga  diangkat  sebagai  kepala  kantor  tata  usaha  BPUPKI
                                      (semacam sekretariat) dibantu Masuda Toyohiko dan Mr. Abdoel
                                      Gafar Pringgodigdo. BPUPKI sendiri beranggotakan 69 orang, yang
                                      terdiri dari: 62 orang anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan
                                      nasional  Indonesia  dari  semua  daerah  dan  aliran,  serta  7  orang
                                      anggota istimewa adalah perwakilan pemerintah pendudukan militer
                                      Jepang, tetapi wakil dari bangsa Jepang ini tidak mempunyai hak
                                      suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang artinya mereka hanya
                                      hadir dalam sidang BPUPKI sebagai pengamat saja).

                                             Selama  BPUPKI  berdiri,  telah  diadakan  dua  kali  masa
                                      persidangan resmi BPUPKI, dan juga adanya pertemuan-pertemuan
                                      yang tak resmi oleh panitia kecil di bawah BPUPKI, yaitu sebagal
                                      berikut:

                                      a.  Persidangan Resmi BPUPKI yang pertama pada tanggal 29 Mei-
                                          1 Juni 1945
                                                 Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan
                                          dan  sekaligus  seremonial  pembukaan  masa  persidangan
                                          BPUPKI yang pertama di gedung "Chuo Sangi In", yang pada
                                          zaman  kolonial  Bolanda  gedung  tersebut  merupakan  gedung
                                          Volksraad  (dari  bahasa  Belanda,  semacam  lembaga  "Dewan




                                                                                                     42
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56