Page 25 - C:\Users\Toshiba\Documents\Flip PDF Corporate Edition\bismillah
P. 25
Mendengar perkataan dan tekad bulat Nabi Muhammad saw. untuk
terus berjuang, Abu Thalib tidak bisa berbuat banyak kecuali
menyerahkan sepenuhnya kepada Nabi Muhammad saw. Hanya
saja ia berpesan agar waspada dalam menyebarkan dakwah Islam
dan berusaha menghindari ancaman masyarakat Quraisy. Orang-
orang kafir Quraisy tidak berani berhadapan langsung dengan Nabi
Muhammad saw. untuk memintanya agar meninggalkan kegiatan
dakwah karena mereka masih memandang posisi sosial pamannya,
yaitu Abu Thalib. Tetapi mereka berani mengambil tindakan terhadap
keluarga dan para sahabat Nabi.
Melihat usaha pendekatan Abu Thalib gagal dan agama Islam terus
memperoleh pengikut, Abu Jahal dan Abu Sufyan mendatangi Abu
Thalib kembali sambil mengancam. Mereka berkata: “Hai Abu Thalib,
kamu sudah tua, kamu harus mampu menjaga dirimu jangan
membela Muhammad. Kalau hal itu dilakukan terus maka keluarga
kita akan pecah.” Tetapi ancaman itu juga tidak berhasil. Hal itu
disebabkan karena tekad kuat Nabi Muhammad saw. sudah bulat
untuk terus melaksanakan dakwah Islam kepada masyarakat
Mekkah meskipun ia harus bertaruh nyawa.
Gagal melakukan pendekatan melalui jalur kekeluargaan, akhirnya
pemimpin masyarakat Quraisy lainnya menjumpai Abu Thalib untuk
membujuknya agar bisa menghentikan dakwah kemenakannya itu.
Kali ini bukan ancaman yang diberikan, melainkan tawaran. Ia
menawarkan seorang pemuda tampan bernama Amrah Ibnu Walid
yang usianya sebaya dengan Nabi Muhammad saw. Lalu mereka
berkata: “Hai Abu Thalib, Muhammad saya tukarkan dengan pemuda
ini. Peliharalah orang ini dan serahkan Muhammad kepada kami
untuk kami bunuh.”