Page 129 - ETPEM2016
P. 129

Pembukaan UUD 1945 tetap merupakan dasar negara. Pancasila

               yang dimaksud yaitu Ketuhanan YME, Kemanusiaan yang adil dan
               beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
               hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
               dengan mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
               Demikian pula dalam TAP MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber
               Hukum  dan  Tata  Urutan  Peraturan  Perundang-Undangan  bahwa
               Pancasila  sebagaimana  tertulis  dalam  Pembukaan  UUD  1945
               merupakan sumber hukum dasar nasional.
                     Kebanggaan  bangsa  Indonesia  terhadap  Pancasila  tidak
               cukup  hanya  dengan  romantisme  kehebatan  dari  sejak

               kelahirannya  dan  seluk  beluk  perjalanannya  saja.  Masalahnya
               bukan terletak pada bagaimana kedalaman Pancasila pada tataran
               konsepnya,  melainkan  bagaimana  implementasinya  dalam
               berbagai  aspek  kehidupan  bangsa,    karena  sejarah  telah
               memperlihatkan  bahwa  penyimpangan  dan  penyelewengan
               Pancasila  itu  justru  terjadi  pada  tataran  implementasinya  yang
               kadang mengancam tegak dan utuhnya NKRI.
                     Dalam  rangka  menjaga  tetap  tegak  dan  utuhnya  NKRI,

               Pancasila perlu diimplementasikan dalam berbagai segi kehidupan.
               Pancasila  sebagai  jati  diri  bangsa  sangat  diperlukan  agar  bangsa
               Indonesia tidak limbung oleh arus globalisasi. Keadaan bangsa yang
               limbung akan mudah terombang-ambing karena tidak tahu dimana
               berpijak dan kemana harus melangkah yang pada akhirnya akan
               tersesat dan jatuh tidak berdaya.
                     Dewasa  ini  bangsa  Indonesia  sedang  mengalami  cobaan
               berupa  krisis  kepribadian  bangsa.  Jika  dulu  bangsa  Indonesia
               terkenal  sebagai  bangsa  yang  etis,  maka  kini  citra  itu  berkurang

                                                                             113
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134