Page 154 - Kelas VI Tema 2 Kur-2013 Revisi_2018_BS
P. 154

“Kalau tuan ingin menjadi seorang yang perkasa, tuan harus makan sisa-
                          sisa tulang ikan yang aku makan,” kata makhluk tersebut. Tanpa berpikir
                          panjang, Badang pun makan sisa-sisa tulang ikan yang terserak dekat
                          perangkapnya. Lalu, ia menguji kekuatannya dengan mencoba mencabut
                          sebatang pohon besar. Ternyata berhasil! Ia bahkan bisa mencabut
                          batang pohon tersebut dari tanah, hanya dengan satu tangan. Badang
                          sangat gembira. Ia mengucapkan terima kasih kepada makhluk tersebut.
                          Dalam sekejap, makhluk menyeramkan itu berubah menjadi sosok kakek
                          tua berjangkut putih. “Aku bukanlah makhluk seram seperti yang kau
                          bayangkan.  Aku  datang  untuk  menolongmu.  Kamu  seorang  yang  baik
                          dan jujur,” kata kakek bijak itu sebelum pergi meninggalkan Badang.

                          Malam itu, Badang menebas hutan hingga bersih, lalu ia pun pulang.
                          Majikannya heran ketika keesokan hari Badang tidak lagi pergi ke hutan.
                          Ketika Badang memberitahu bahwa pekerjaannya telah selesai, tuannya
                          tidak percaya. Orang Kaya Nira Sura pun memeriksa sendiri ke bukit.
                          Betapa heran ia menemukan bahwa hutan di bukit sudah habis terbabat.

                          Kagum dengan keperkasaan Badang, maka Orang Kaya Nira Sura
                          membebaskan Badang sebagai hambanya dan mempersembahkannya
                          kepada Raja Temasik. Di Istana, Badang juga melakukan perbuatan
                          perkasa  yang  mengagumkan.  Ketika  ia  hendak  mengambil  buah  yang
                          diminta oleh permaisuri raja di atas sebuah pohon, dahan yang dipijaknya
                          patah. Badang jatuh menimpa sebuah batu. Batu terbelah dua, namun
                          Badang tidak cedera!  Permaisuri melaporkan kejadian  tersebut pada
                          Sang Baginda. Sang baginda kagum dan heran. Kekuatan Badang
                          tersebar luas di segala penjuru Temasik, dan sampai juga ke Benua Keling.
                          Mendengar kabar tersebut, Maharaja Keling datang ke Temasik membawa
                          pahlawan kuat dari negaranya, yang bergelar Pahlawan Gagah Perkasa.
                          Ia menawarkan pahlawannya untuk beradu kuat dengan Badang.
                          Raja  Temasik  setuju.  Maka  pertandingan  adu  kekuatan  diadakan  di
                          depan para petinggi kerajaan dan di hadapan semua rakyat. Sebuah batu
                          besar diletakkan di hadapan masing-masing raja. Sang Pahlawan Gagah
                          Perkasa dengan segenap kekuatannya mengangkat batu besar di hadapan
                          rajanya. Ia bisa menangkatnya setinggi lutut, kemudian membawanya ke
                          hadapan Maharaja Keling. Riuh rendah tepuk para pendukungnya. Lalu,
                          tiba giliran Badang. Tubuhnya kecil tidak meyakinkan. Tetapi, ternyata
                          Badang dapat mengangkat  batu di hadapan Raja Temasik dengan
                          mudahnya, kemudian melemparkan batu tersebut ke Teluk Belanga.
                          Semua yang hadir terpesona dan kagum. Tepuk tangan membahana
                          memuji keperkasaan Badang.









                                                                                Aku Cinta Membaca            147
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159