Page 13 - Toponim Magelang
P. 13

Toponim Kota Magelang      1







                     BAGIAN I

                     MAGELANG DALAM


                     LINTASAN MASA









                           agelang  sebelum menjadi karesidenan sendiri, masuk  dalam  wilayah Kedu.
                     MNama  Magelang dan Kedu tidak mungkin bisa dipisahkan lantaran  saling
                     menaut. Daerah Magelang sejatinya telah disebut-sebut sedari abad X dengan bukti
                     Prasasti Mantyasih yang menunjukkan angka tahun 907 M.  Saling-silang penyebutan
                                                                        1
                     nama  Magelang. Kepastian  perihal  legenda terbentuknya  penamaan  Magelang  bisa
                     ditilik dari folklore yang merasuk dalam memori kolektif warga. Ada satu legenda yang
                     dipercaya masyarakat seperti yang termaktub dalam Wetenswaardigheden van Magelang:

                         “...seorang petani bersama istri dan anak perempuannya dalam perjalanan
                         mencari sebidang tanah yang subur. Anak perempuan itu berteriak terkejut
                         saat mengetahui gelangnya hilang: “Ma, gelang!!!”. Setelah mencari gelang
                         itu, sang ayah menemukan tanah dengan kualitas baik dan menetap di tempat
                         gelang itu ditemukan. Cerita ini terdengar agak berlebihan, sehingga orang
                         lebih sering menganggap kata “Magelang” berasal dari “Maha-gelang” (cincin
                         besar)..”. 2

                     Toponim Magelang juga menaut pada realitas geografis Gunung Tidar. Bukit tersebut
                     berada di tengah Kota Magelang, dan disuratkan dalam mahakarya Serat Centhini sebagai
                     “pusat” Pulau Jawa. Muasal nama Magelang dari kata “mahagelang”, yang artinya gelang
                     besar. Bila ditengok topografinya, wilayah Magelang memang terjepit oleh beberapa
                     gunung api besar. Misalnya, Gunung Merapi, Merbabu, Telomoyo, Sindoro, Sumbing,
                     Prahu, dan Ungaran. Kepungan sederet gunung ini melatari kesuburan tanah Magelang
                     cocok untuk ditanami  aneka tumbuhan, sampai  kemudian muncul banyak nama
                     kampung berdasarkan flora.




                     1  Suhartono, dkk. Kondisi dan Potensi Lingkungan Sosial Budaya Kabupaten Magelang. (Yogyakarta:
                     Penelitian Fakultas Sastra UGM, 1993). hlm. 137.
                     2  Wahyu Utami dan Vini Widianingsih. Hal-hal yang Menarik dari Magelang. Terjemahan dari H.J.
                     Sjouke, Watenswaardigheden van Magelang. (1935).
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18