Page 17 - Toponim Magelang
P. 17

Toponim Kota Magelang      5











                     Peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro pada 30 Maret 1830 di Kantor Residen
                     Kedu menyebabkan nama  Magelang terkerek.  Peristiwa tersebut menguatkan
                                                               13
                     Magelang sebagai kota pertahanan dan pelindung daerah pemerintah di pantai utara,
                     terutama mencegah  perlawanan rakyat yang berpusat di wilayah kerajaan Jawa.
                     Berdasarkan pertimbangan ini, pada 30 Mei 1830 di selatan Kota Magelang dibangun
                     benteng pertahanan terdepan menuju arah Vorstenlanden.


















                   Sumber: Direktorat Sejarah 2018

                                                                                                Tempat Pangeran
                                                                                                Diponegoro
                                                                                                ditangkap saat ini
                                                                                                menjadi museum
                                                                                                di komplek eks
                                                                                                Karesidenan Kedoe



                     Guna menjaga keamanan internal, rezim kolonial Belanda menyerahkan tanggungjawab
                     sepenuhnya kepada bupati sebagai penguasa pribumi tertinggi di wilayah itu. Kota
                     Magelang secara administratif  tradisional (Inlandsch  bestuur) menjadi bagian dari
                     pemerintahan Kabupaten  Magelang. Bupati bertanggungjawab atas aktivitas orang
                     pribumi (Jawa). Sedangkan Residen adalah pemimpin daerah yang bertanggungjawab
                     menjaga keamanan dan ketertiban (rust en order). Untuk menjalankan fungsi itu, ia
                     dibantu Korps Prajurit Jayeng Sekar. 14


                     13  Cornelis Gerrit Lekkerkerker. Land en Volk op Java. (Batavia, 1938, J.B. Wolters). hlm. 479.
                     14  Awalnya kesatuan ini terdiri atas orang-orang yang direkrut dari kalangan penduduk lokal dan
                     dipersenjatai tombak serta pentungan. Mereka diminta menjaga keamanan lokal dan menjaga rumah
                     bupati. Saat pecah Perang Diponegoro, korps ini diperluas dengan diberi kuda dan dijadikan sebagai
                     kavaleri. “Beschouwing der troonreden sedert 1814, in betrekking tot Nederlandsch Indie”, dalam
                     Tijdschrift voor Nederlandsch Indie, tahun 1855, jilid 1, vol. 17. hlm. 31.
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22