Page 14 - Toponim Magelang
P. 14

2          Toponim Kota Magelang












                                Berdasarkan  tradisi lisan masyarakat Jawa Tengah, diceritakan bahwa di masa  lalu
                                kawasan Magelang beserta Karesidenan Kedu merupakan area hutan belantara. Daerah
                                ini termasuk wilayah Kerajaan  Mataram  Islam. Penguasa Istana Mataram  kala  itu
                                ialah Panembahan Senopati. Kerajaan Mataram melakukan perluasan wilayah hunian
                                masyarakat dan ekspansi politik. Lantas, Senopati menitahkan prajurit bersama para
                                kawula membabat hutan Kedu demi melancarkan proyek perluasan wilayah. Namun,
                                pekerjaan ini mengalami kegagalan gara-gara hutan rimbun itu dikuasai raja jin yang
                                sakti dan bersenjata ampuh.

                                Pembesar Mataram itu memerintahkan barisan prajurit terbaiknya menyerang hutan
                                Kedu yang dikuasai lelembut. Pasukan pilihan Senopati satu demi satu gugur di medan
                                pertempuran. Sebagai pemimpin yang paham sprititual Jawa, Senopati laku tapabrata
                                dan tampaknya meminta bantuan penguasa segara kidul (laut selatan). Selepas melewati
                                laku perih dan perjuangan sengit, Senopati mampu menyingkirkan raja jin. Hutan yang
                                menjadi medan perang “kuruserta” itu dikenal dengan nama Magelang (temugelang),
                                sebab menyerupai pagar betis yang melingkar. “Tentara” kerajaan yang gugur diabadikan
                                menjadi nama desa di daerah tersebut. 3


                                Terdapat versi lain yang memperkaya kesejarahan asal-usul Magelang. Tradisi lisan yang
                                didomumentasikan Cor Guisman, menyebut kata Magelang berasal dari kata “Mage”
                                dan “Liang”. Zaman klasik, di tengah Pulau Jawa dibelah Sungai Progo dan Sungai Elo.
                                Di sisi timur bercokol sebuah gunung yang bernama Merbabu, dan sisi barat berdiri
                                tegak Gunung Sumbing yang dikuasai barisan dewa. Dewa Sumbing mempunyai anak
                                bernama “Liang”, sedangkan Dewa Sumeru memiliki buah hati bernama “Mage”. Suatu
                                ketika, mereka terlibat perseteruan hingga merusak relasi yang telah mereka anyam.
                                Tak butuh waktu lama, keduanya kembali akur. Bersatu membentuk nama “Mageliang”,
                                dan bersalin menjadi “Magelang”.  Sementara kata “Kedu” berasal dari kata “kedung”
                                                             4
                                yang  dalam  kamus Bahasa  Jawa  berarti cerukan  berair mirip danau. Dari sumber
                                arkeologis, Magelang era prasejarah merupakan bekas danau purba.

                                Magelang merupakan daerah negaragung salah satu pewaris Kerajaan Mataram Islam,
                                yakni Istana Kasultanan  Surakarta. Era pemindahan kekuasaan Belanda ke Inggris,
                                wilayah itu diambil alih pemerintah Inggris dan ditempatkan di bawah Karesidenan


                                3  Cerita rakyat mengenai asal mula nama Magelang, dapat dilihat di beberapa buku dongeng atau
                                cerita rakyat Jawa Tengah. Lihat juga, Indri Tri Lestari. “Pariwisata di Magelang pada Masa Kolonial
                                (1926-1942)”. Skripsi (Jurusan Sejarah, FIB UGM, 2000).

                                4  Cor Huisman. DeLegende van Magelang. (Rotterdam: Envlave, 1964). hlm. 12.
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19