Page 183 - Toponim Magelang
P. 183

Toponim Kota Magelang    171











                     2. Kliwonan


                     Seperti halnya Jayengan, Kampung Kliwonan juga memiliki keterkaitan erat dengan
                     struktur birokrasi kabupaten sebagai sistem pemerintahan tradisional di Kota Magelang
                     abad XIX. Kampung ini berasal dari kata kliwon, yang merujuk pada sosok pejabat
                     dalam  struktur birokrasi  lama  Kerajaan  Mataram  Islam  abad  XVII-XVIII. Kliwon
                     adalah pejabat setingkat Asisten Wedana dalam struktur birokrasi pribumi yang lebih
                     modern, dan membawahi suatu daerah tertentu. Posisinya berada di bawah bupati dan
                     membantu bupati menjalankan pemerintahan di daerahnya. 122

                     Selain analogi berdasarkan jabatan lama, Kampung Kliwonan dikaitkan pula dengan
                     salah satu hari dalam pasaran Jawa, kliwon. Pada hari ini, aktivitas pasar biasanya ramai
                     dilaksanakan para pedagang yang tinggal di sekitar lokasi ini. Jadi bila di kampung
                     itu terdapat pasar, ada kemungkinan nama kampung berasal dari aktivitas pasar yang
                     berlangsung pada hari pasaran Kliwon.  Mengingat di Kota Magelang lokasi Kampung
                                                      123
                     Kliwonan tiada  kaitannya dengan pasar  atau bekas pasar, maka  analisis  keterkaitan
                     sebutan Kliwonan dan hari pasaran mandeg.


                     Namun demikian di masa kolonial, kampung ini dikenal sebagai tempat tinggal para kuli
                     tembakau. Seiring maraknya pangsa pasar tembakau Kedu di pasar internasional dan
                     menjadi salah satu komoditi ekspor andalan karesidenan ini, nama Kampung Kliwonan
                     sempat naik awal dekade 1930-an ketika resesi ekonomi mulai melanda tanah Hindia
                     Belanda. Kehidupan di kampung ini tidak bisa dilepaskan  dari aktivitas  panen dan
                     pengepakan serta pengangkutan tembakau dari Kota Magelang keluar daerah, yang
                     dikenal sebagai daerah penimbunan dan penampungan tembakau dari Temanggung,
                     Parakan, Magelang dan sekitarnya. 124

                     122  Tentang posisi dan status yang jelas pejabat seperti kliwon dalam struktur hirarki feodal lama,
                     sulit kepastian diperoleh mengingat masa itu jabatan lebih ditentukan pada jumlah orang yang di
                     bawahinya ketimbang luas wilayah yang ditetapkan dengan batas-batas administratif. Selain itu jumlah
                     bawahan  yang  disebut  cacah  ini  berubah-ubah  sepanjang  waktu.  Suatu  saat  Kliwon  membawahi
                     warga sebanyak dua ribu cacah, di saat yang lain bisa lebih atau kurang tergantung pada kepadatan
                     penduduknya. Umumnya di keraton, kliwon berada di bawah seorang demang. Jadi bisa disetarakan
                     camat dan kepala desa dalam hirarki modern bentukan rezim kolonial. Tetapi dalam struktur birokrasi
                     kolonial, tiadanya sebutan jabatan tradisional, jabatan kliwon disetarakan asisten wedana (camat).
                     Suhartono.  Bandit Bandit  Pedesaan:  Studi  Historis 1850-1942  di Java.  (Yogyakarta:  Aditya  Media,
                     1995). hlm. 55.

                     123  Olivier Johannes Raap. Kota di Djawa Tempo Doeloe. (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia,
                     2015). hlm. 159.
                     124  “De Tabaksmarkt”, dalam Algemeen Handelsblad, tanggal 6 Desember 1931, lembar ke-2.
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188