Page 186 - Toponim Magelang
P. 186

174         Toponim Kota Magelang












                                4. Keplekan


                                Kampung lain yang memiliki analogi dengan konotasi negatif seperti halnya Garongan
                                adalah Keplekan. Nama ini berasal dari kata keplek yang berarti bermain kartu atau
                                berjudi.  Hal tersebut disebabkan oleh kenyataan bahwa di kampung itu silam ramai
                                       126
                                dengan kegiatan perjudian kartu dan apakah dilegalkan atau tidak, kenyataan tetap
                                menunjukkan di kampung ini orang-orang berkumpul melakukan bentuk perjudian
                                dengan kartu. 127

                                Terkait kegiatan itu, di sejumlah kota diketahui punya lokasi perjudian kartu tidak jauh
                                letaknya dari sentra kegiatan ekonomi sebagai pusat sirkulasi uang lokal. Umumnya
                                para pemborong rumah judi membuka usahanya di dekat pasar, sebab pasar dianggap
                                sumber perputaran uang dan pusat kegiatan perekonomian teramai di kota. Dari situ
                                tersembul asa, ada daya tarik tersendiri yang menguntungkan dengan kehadiran rumah
                                judi yang sohor sebagai pusat perjudian (keplekan). 128                    Sumber: https://www.google.com/maps

























                    Lokasi Kampung
                         Keplekan


                                126  Soesilo. Kejawen: Philosophi dan Perilaku. (Jakarta: Yayasan Yusula, 2006). hlm. 15.
                                127  Pada era kolonial, pemerintah Hindia Belanda melegalkan aktivitas perjudian termasuk kartu
                                dengan sistem borongan (pachtstelsel). Borongan untuk rumah judi ini diberikan kepada penawar
                                tertinggi  yang  akan  memungut  keuntungan  dari  orang-orang  yang  bermain  judi,  di  samping  juga
                                menjadi bandarnya. Benny G. Setiono. Tionghoa dalam Pusaran Politik. (Jakarta: Gramedia, 2008).
                                hlm. 97.
                                128   Pax  Benedanto.  Kesusastraan Melayu  Tionghoa  dan  Kebangsaan Indonesia,  jilid  I.  (Jakarta:
                                Kepustakaan Populer Gramedia, 2002). hlm. 185.
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191