Page 189 - Toponim Magelang
P. 189

Toponim Kota Magelang    177











                     2. Tidar Krajan


                     Merujuk tradisi tutur, nama Tidar Krajan diambil dari kata “Tidar” yang berarti Gunung
                     Tidar, dan “Krajan” mengandung arti kerajaan, pusat pemerintahan, atau tempat tinggal
                     raja dan bangsawan, bupati, dan elit politik. Ringkasnya, lokasi ini berada di kawasan
                     Gunung Tidar yang dipakai untuk mengatur sistem pemerintahan tradisional di masa
                     silam.

                     Dalam ingatan warga, Kampung Tidar Krajan pernah hidup empat tokoh legendaris:
                     Mbah Sinduwongso, Mbah Dipoyudo, Nyai Pudarwangi, serta Kyai Jembangan.
                     Masyarakat meyakini Mbah sinduwongso sebagai pendiri  Tidar Krajan, dan
                     menurunkan penduduk asli Tidar Krajan. Makam tokoh ini berada di belakang Mesjid
                     Tidar Krajan, dan acap digelar sadranan setahun sekali. Kemudian, Mbah Dipoyudo
                     adalah pengikut Pangeran Diponegoro yang berperang melawan Belanda. Masyarakat
                     setempat meyakini bahwa Mbah Dipoyudo adalah suami dari Nyai Pudarwangi yang
                     sama-sama membantu Pangeran Diponegoro dalam bertempur. Dua tokoh tersebut
                     tidak diketahui makamnya. Selanjutnya, Kyai Jembangan yang bernama asli Surodipo.
                     Tokoh ini tidak diketahui riwayat lengkapnya, hanya disebut Kyai Jembangan lantaran
                     daerah makamnya banyak ditemukan jembangan atau kubangan air.
                                                                              132

                     Kampung  bekas pusat pemerintahan  yang  terletak  di Kelurahan  Tidar  ini, juga
                     Kampung Tidar Warung dan Tidar Campur, menjadi penjaga mitologi Gunung Tidar.
                     Di dekatnya ada gunung berketinggian 503 meter itu, kata “Tidar” kian meresap dalam
                     ingatan sejarah.

                     Dalam  legenda masyarakat, Gunung Tidar  disebut sebagai  “Pakunya Pulau  Jawa”.
                     Menurut cerita rakyat, Gunung Tidar merupakan gunung yang sepi, tiada orang yang
                     berani mendatangi kawasan ini. Gunung dihuni lelembut dengan pimpinan Sabdo Palon
                     atau Kyai Semar yang bersemayam selama ribuan tahun di puncak Tidar. Kyai Semar
                     mengutus anak buahnya berupa raksasa memangsa saban orang yang datang ke Gunung
                     Tidar. Realitas ini dipahami sebagai sandungan islamisasi di tanah Jawa.


                     Datanglah Syekh Subakir, ulama dari Persia hendak menyebarkan Islam atas perintah
                     Sultan Muhammad Al-Fatih di Istanbul. Tradisi lisan menempatkan tokoh ini sebagai


                     132  Wawancara dengan juru kunci makam Kyai Jembangan, (7 Maret 2018. Jam 12.37 sd 12.48).
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194