Page 39 - Jalur Rempah.indd
P. 39
A. JARINGAN PERDAGANGAN
Paling tidak sejak abad ke-14 jalur perdagangan rempah-rempah dari
Indonesia ke berbagai belahan Asia dan Eropa dikuasai oleh para pedagang
Islam. Jaringan perdagangan Islam membentang dari Samudra Hindia hingga
ke Laut Cina Selatan. Jaringan perdagangan ini melibatkan berbagai suku dan
bangsa, antara lain orang Arab, Persia, Gujarat, Melayu, Jawa dan Cina. Dengan
mengandalkan kota-kota pelabuhan yang dikuasai oleh para penguasa Islam,
jaringan perdagangan ini mempertukarkan berbagai komoditi dari dari satu
tempat ke tempat yang lain dalam jarak yang sangat jauh. Sebagai contoh
tekstil dari India diperdagangan di Asia Tenggara, sementara rempah-rempah
dari Indonesia dijual diperdagangkan sampai ke Mesir dan bahkan Eropa.
B. ANGIN MUSIM
Kegiatan perdagangan di Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan
menjadi mungkin di era pramodern karena adanya angin musim. Dengan
memanfaatkan angin ini kapal-kapal berukuran sedang dan besar dapat
berlayar dari arah Asia Barat ke Asia Tenggara dan Timur dan sebaliknya
33
secara teratur. Kata musim berasal dari kata Bahasa Arab mawsim. Asal
kata tersebut menjelaskan bahwa para pedagang Arab adalah yang pertama
kali memperkenalkan nama tersebut kepada orang Asia Tenggara. Dalam
perkembangannya kata musim kemudian diserap ke dalam Bahasa Inggris
menjadi monsoon. Dari kata terakhir inilah muncul kata “Angin Muson” dalam
Bahasa Indonesia yang sebenarnya lebih tepat disebut dengan “Angin Musim”.
Angin ini bertiup karena perbedaan pemanasan bumi antara belahan bumi
utara dan selatan.
Angin Musim berhembus secara teratur dan terbagi menjadi dua, yaitu
Angin Musim Barat dan Angin Musim Timur. Secara geografis Kepulauan
Indonesia berada diantara benua Asia dan Australia. Perbedaan tekanan udara
di kedua benua tersebut menjadi penyebab terjadinya Angin Musim. Periode
33 Burnet, Spice Islands, hlm. 24.