Page 8 - 64. Batik Kls XI
P. 8
Batik
panas. Sedangkan jika dilihat dari peralatan Untuk mengetahui sejarah batik di Indonesia,
yang digunakan, di Indonesia sejak dahulu dapat pula berpedoman pada situasi dan
hingga sekarang canting tulis tetap menjadi kondisi di daerah yang dahulu dikenal sebagai
alat utama dalam membatik. Sedangkan di Vorstenlanden, yaitu daerah dengan wilayah
India selatan menggunakan semacam cap atau Surakarta dan Yogyakarta. Jika kita melihat ke
pena dari kayu. daerah-daerah pesisiran, akan tampak suatu
Tentang asal muasal batik ini, Hasanudin gambaran yang berbeda, baik dari segi corak
(Kusrianto, 2013:xiii) memiliki pendapat motifnya maupun dari segi warnanya.
bahwa; Perbedaan ini terletak pada makna dari setiap
goresan motifnya. Dimana di daerah pesisiran
Sangat sulit untuk menemukan selembar kain tidaklah terikat oleh aturan-aturan atau
batik sebagai bukti arkeologi tentang peraturan-peraturan seperti di keraton-
keberadaan batik di masa silam. Namun, bukti keraton. Pola-pola yang biasa menjadi pola
sejarah tentang keberadaan cara mewarnai larangan di keraton yang ditentukan oleh
dan menghias kain dengan teknik perintang undang-undang kerajaan, di daerah pesisir
warna (resist dyeing), bentuk ragam hias tidaklah demikian, corak dan motif larangan
dekoratif, simbolis, keseimbangan dinamis tersebut biasa dipakai rakyat secara umum
yang menjiwai bentuk batik sudah dikenal atau hanya menjadi milik rakyat biasa. Dalam
pada masa prasejarah.
hal ini terlihat bahwa seni kerajinan batik
Meskipun tidak banyak sejarah yang bias merupakan seni kerajinan rakyat yang menjadi
dijadikan pedoman yang pasti akan asal sumber penghidupan mereka. Batik yang
muasal batik, tapi dari beberapa bukti-bukti berasal dari daerah pesisiran ini sejak lama
yang ada maka tidak salah jika UNESCO telah menjadi komoditas perdagangan ke
mengukuhkan batik sebagai warisan seni tempat lain di kepulauan nusantara.
budaya asli dari Indonesia. Pengukuhan ini Keterangan dari seorang pengusaha batik di
telah disepakati dan ditetapkan oleh UNESCO kota Juwana Jawa Tengah yang sejak dulu
pada tanggal 2 Oktober 2009 yang lalu. terkenal dengan batik suteranya. Para petani
Dengan pengukuhan ini, secara otomatis melakukan pekerjaan batik selama mereka
semakin menguatkan sejarah bahwa batik belum pergi ke sawah dan apabila sudah mulai
memang berasal dari seni budaya bangsa musim menanam padi telah tiba, maka
Indonesia. Penganugerahan ini, pastinya telah berhentilah mereka dari pekerjaan membatik
melewati masa pengamatan dan penelusuran dan beralih ke pekerjaannya sebagai petani.
yang mendalam dan dibuktikan dengan Begitu halnya juga di daerah Trusmi, Cirebon
beberapa peninggalan batik pada masa Jawa Barat. Berdasarkan dari beberapa sumber
kerajaan di Indonesia.
tentang kerajinan batik yang disusun oleh De
Kat Angelino pada tahun 1930, dapat ditarik
kesimpulan bahwa seni kerajinan batik di
daerah pesisir adalah merupakan kerajinan asli
dari rakyat setempat. Mereka rata-rata
UNESCO mengukuhkan Batik sebagai warisan memiliki keahlian membatik secara turun
seni budaya asli bangsa Indonesia pada temurun dan menjadi mata pencaharian
tanggal 2 Oktober 2009 yang sekaligus mereka selain bertani. Terkadang mereka
ditetapkannya tanggal 2 Oktober tersebut mencari nafkah sebagai “buruh” batik dengan
sebagai Hari batik Nasional oleh Pemerintah cara mengembara dari daerah yang satu ke
Indonesia. daerah yang lain dengan berbekal keahlian
3