Page 98 - Majalah HUT 72 DISPSIAD
P. 98
Kemudian muncul suatu pertanyaan, Atas dasar Seseorang dengan self-esteem yang baik cenderung
apa seseorang mencintai? Bagaimana prosesnya? menunjukkan keyakinan diri dalam menghadapi
Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu tekanan, mampu beradaptasi di lingkungan sosial,
diketahui hal-hal yang menjadi sumber dari cinta. dan menunjukkan performa kerja yang optimal.
Cinta muncul ketika suatu relasi memiliki makna Hal tersebut membuatnya dapat menjalankan fungsi
emosional positif secara pribadi. Ia lahir karena sosialnya dengan baik. .
adanya pengakuan, penghargaan, dan penerimaan
sosial serta kesenangan yang bersifat pribadi. Kondisi yang sebaliknya terjadi ketika seseorang
Setidaknya terdapat tiga hal yang dapat mencipta- tidak menerima ketiga sumber cinta tersebut secara
kan situasi tersebut. Pertama, perbuatan yang me- seimbang, tetapi hanya didominasi oleh satu atau
miliki nilai kebajikan. Kepuasan dan kebahagiaan dua sumber saja. Aspek-aspek makna cinta yang
akibat penghargaan yang diberikan masyarakat dimiliki seseorang tidak pernah benar-benar
terhadap tindakan sopan santun, beretika, dan terpenuhi sehingga yang timbul adalah rasa ketidak-
bermoral yang dilakukan dapat memberikan kesan pastian, ketakutan, dan keinginan yang kuat untuk
emosional yang mendalam. Kedua, prestasi atau mempertahankan diri. Hal ini yang membuat sifat
merit. Penghargaan karena berkontribusi terhadap cinta yang tumbuh dalam situasi ini cenderung
pengembangan masyarakat dan menunjukan suatu defensif dan egoistik sehingga cenderung membentuk
perilaku produktif yang membanggakan membuat neurotisme dalam mencintai diri atau yang disebut
seseorang merasa dirinya memiliki suatu nilai di narsisisme. Tidak mengherankan keadaan tersebut
kehidupan. Ketiga, keuntungan atau kesenangan menghasilkan perilaku sosial yang cenderung
pribadi. Ego seseorang akan dapat bertahan maladaptif, seperti arogansi, pamer superioritas,
sepanjang kebutuhan siologis dan instingtual bahkan bentuk-bentuk permusuhan dan kekerasan
dasar untuk terbebas dari penderitaan dan mem- sosial.
peroleh kenikmatan dapat difasilitasi.
Self-esteem dan narsisisme menjadi fondasi awal
Seseorang yang dapat menjaga keseimbangan yang menentukan bentuk cinta yang lebih besar.
dalam menerima ketiga sumber tersebut Seseorang dengan self-esteem lebih mudah
terfasilitasi untuk mengembangkan penghargaan mencintai secara tulus hal-hal diluar dirinya. Ia tidak
diri yang stabil dan konsisten sepanjang waktu pernah takut kekurangan atau gentar menghadapi
di berbagai situasi. Keseimbangan tersebut penolakan karena memiliki penghargaan diri dan
yang membentuk apa yang disebut self-esteem emosi positif yang stabil terhadap dirinya. Bahkan
yang asli atau genuine. Hal ini terjadi karena baik dalam situasi tidak berdaya dan dilecehkan ia tetap
aspek sosial maupun personal dari makna yang merasa baik-baik saja karena selalu merasa
mendasari cinta terpenuhi. . eksistensinya memiliki peran penting di kehidupan.
Hal: 93| SERBA SERBI