Page 22 - E - Book Pendudukan jepang di Indonesia
P. 22
[PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA] June 6, 2020
1. Pada masa pendudukan Jepang, seluruh media komunikasi dikendalikan oleh pemerintah
militer sehingga sebagian besar tulisan sastra diperuntukkan bagi kepentingan penguasa.
Kendati mengundang unsur-unsur semangat patriotisme dan semangat kerja keras, tetapi
semuanya diperuntukkan bagi pemujaan terhadap Dai Nippon.
2. Didirikan pusat kebudayaan yang bernama Keimin Bunka Shidosho di Jakarta pada tanggal
1 April 1943. Melalui pusat kebudayaan ini, pemerintah Jepang hendak menanamkan dan
menyebarluaskan seni budaya Jepang.
Gambar : Para pengurus dan anggota Pusat Kebudayaan ( Keimin Bunka Shidoso ). Pusat kebudayaan ini
didirikan pada tanggal 1 April 1943
3. Digunakannya nama-nama berbau Barat yang diindonesiakan, seperti Java menjadi Jawa,
Batavia menjadi Betawi, Meester Cornelis menjadi Jatinegara, Buitenzorg menjadi Bogor,
Preanger menjadi Priangan.
c. Aspek kehidupan kemasyarakatan
Selain membutuhkan bantuan berupa prajurit, pemerintah Jepang juga memerlukan
bantuan tenaga untuk membuat sarana pendukung perang, seperti kubu pertahanan, jalan raya,
rel kereta api, jembatan, lapangan udara. Oleh sebab itu, Jepang melakukan pengerahan
tenaga kerja yang disebut sebagai romusha. Pada awalnya program ini didukung rakyat akibat
termakan aksi propaganda Jepang untuk membangun keluarga besar Asia dan bersifat
sukarela. Akan tetapi, romusha berubah menjadi pengerahan tenaga kerja secara paksa.
Tenaga romusha kebanyakan diambil dari penduduk desa-desa yang tidak tamat sekolah atau
paling tamat sekolah dasar. Mereka dikirim juga ke luar Jawa bahkan ada yang dikirim ke luar
negeri seperti di Burma/Myanmar,Malaysia, Thailand, Indochina. Kehidupan kesehatan para
romusha tidak terjamin, makanan tidak mencukupi sementara pekerjaan sangat berat.
Akibatnya banyak tenaga romusha yang mati di tempat pekerjaan karena sakit, kecelakaan,
Rahmi Oktanofa, S.Pd 22