Page 29 - D:\Kantor ku\5. Stunting\Stunti
P. 29
pendidikan rendah cenderung mempunyai pengetahuan dan
kemampuan menerapkan pengetahuan secara terbatas (El
Taguri, 2008), sehingga risiko malnutrisi (Nashikah, 2012)
dan pola asuh yang kurang pada anak menjadi lebih tinggi
(Mushtaq, 2011; Vitolo, 2008).
Menurut Egerter et al., 2009 orang tua yang
berpendidikan tinggi akan mendorong anaknya untuk
menempuh pendidikan yang tinggi pula, sehingga
melahirkan generasi yang berpendidikan, sehat dan berdaya
saing (Gambar 20).
Gambar 20. Pendidikan orang tua dan pendidikan-
kesehatan intergenerasi. Sumber : Egerter et al., 2009.
Para calon ibu/ibu, pendidikan yang memadai
merupakan salah satu cara untuk menghindari perkawinan
dan kehamilan di usia remaja. Wanita usia subur (WUS) yang
berpendidikan rendah dan menengah cenderung menikah
dan hamil diusia lebih muda apabila dibandingkan dengan
WUS yang berpendidikan tinggi. Penelitian di India
menyatakan bahwa kehamilan muda merupakan precursor
terjadinya stunting, semakin muda usia kehamilannya,
semakin tinggi risiko stunting balitanya. Tingginya risiko
kehamilan usia 14-16 tahun terhadap kejadian stunting adalah
9,26 kali dibanding dengan kehamilan usia 20 tahun,
sedangkan pada kehamilan usia 17-19 tahun risikonya
sebesar 2,12 kali (Win et al.,2013). Pada kehamilan di usia
remaja akan terjadi kompetisi pemenuhan kebutuhan nutrisi
antara janin dan ibunya. Akibatnya ibu tidak tumbuh secara
optimal sebagai wanita dewasa, dan janin yang dilahirkan
24 STUNTING