Page 34 - Merayakan Ibu Bangsa_201216_1406
P. 34

anggota dengan pangkat sesuai posisi suami.
        Dalam Fujinkai, mereka belajar mengorganisasikan
        pertahanan nasional seperti mengadakan dapur
        umum dan latihan baris-berbaris.
               Ketika     proklamasi    kemerdekaan
        dinyatakan dan pecah perang melawan Jepang dan
        Belanda,  sebagian  perempuan  bergabung  dalam
        Laskar Wanita Indonesia (Laswi) yang didirikan
        Nyonya  Arudji  Kartawinata  di  Bandung,  Oktober
        1945. Laswi merupakan barisan milisi perempuan
        pertama  di  Indonesia.  Mereka  aktif  bertempur
        dengan  senjata  berat, melakukan  sabotase di
        instalasi militer Belanda, atau menjadi kurir yang
        menyusup ke daerah lawan.
               Selain Laswi, pada masa Revolusi Agustus
        ini berdiri pula Wanita Negara Indonesia (Wani)
        yang dipimpin tokoh-tokoh perempuan seperti
        Soewarni Pringgodigdo dan Sri Mangoensarkoro.
        Wani aktif mendukung perjuangan kemerdekaan
        dengan mengadakan dapur umum serta mengatur
        distribusi bahan pangan untuk gerilyawan. Pada
        Desember 1945, bersama sejumlah organisasi
        perempuan lain, Wani dilebur menjadi satu
        organisasi  baru  bernama  Persatuan  Wanita
        Republik Indonesia (Perwari) di bawah pimpinan
        Sri Mangoensarkoro.

        Gerakan Perempuan di Era Sukarno

               Ketika surat penyerahan kedaulatan
        ditandatangani Indonesia dan Belanda pada 27
        Desember 1949, barulah Indonesia memasuki
        tahap kehidupan kenegaraan yang relatif stabil.


        34
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39