Page 32 - Merayakan Ibu Bangsa_201216_1406
P. 32
1. Mendirikan komite investigasi bernama
Badan Penyelidikan Perburuhan Perempuan.
2. Mengadopsi nasionalisme, aktivitas
sosial, dan netralitas agama sebagai
prinsip dasar kongres.
3. Bahwa perempuan Indonesia harus
memastikan generasi baru yang sadar
akan tugasnya terhadap tanah air, karena
mereka adalah “ibu dari rakyat”.
Di sini terbaca bagaimana pandangan Kartini ihwal
perempuan sebagai “ibu masyarakat” dibuat lebih
maju lagi dengan menempatkannya sebagai “ibu
rakyat”, atau ibu dari bangsa Indonesia itu sendiri.
Seiring meningkatnya kesadaran politik
di kalangan perempuan aktivis, tuntutan hak
pilih perempuan pun disuarakan. Inilah yang
mewarnai Kongres Perempuan Ketiga di Bandung
pada Juli 1938 dan Kongres Perempuan Keempat
di Semarang pada Juli 1941. Tuntutan kepada
pemerintah kolonial untuk memberikan hak
pilih dan dipilih menjadi anggota Volksraad bagi
perempuan mengemuka dalam kedua kongres
itu. Akhirnya, pemerintah kolonial mengabulkan
tuntutan itu pada momen-momen genting ketika
pecah Perang Pasifik.
Gerakan Perempuan di Era Kemerdekaan
Pada masa pendudukan Jepang, seluruh
organisasi yang ada dibubarkan dan kaum
perempuan dihimpun dalam organisasi Fujinkai.
Di situ, seluruh istri pegawai pemerintah menjadi
32