Page 7 - E-Bulletin Hamlet
P. 7

S a s t r a


       Mana  sesungguhnya  yang  bermoral,                          Bikin geleng- geleng kepala

       koruptor bantuan sosial di saat pandemi                      Rakyat sana sini tak bisa bilang apa
       yang  membuat  masyarakat  kelaparan                         Seni budaya kasian disembunyikan

       atau  pembuat  mural  yang  menegur                          Mahasiswa asiknya begini begitu
       pemerintah  dengan  karya  seni  yang                        Aduh, geleng-geleng kepala

       indah?  Untuk  apa  demokrasi  ada  jika                     Semuanya         cocologi      (geleng-geleng
       untuk     berekspresi     orang     kemudian                 kepala).

       diburu polisi? Siapa melindungi apa? Apa                     Kalau dunia ini sembuh
       dilindungi  siapa?  Kedaulatan  negeri  ini                  Negara mau lanjut kemana?
       masih  milik  rakyat  atau  segelintir  elite                Kalau aku, mau jadi virus

       untuk      kepentingan        politik?    Mari               Mendekap dan melekat padamu.
       mencermati  malapraktik  kehidupan  di

       Negara ini sebelum kita semakin dipaksa
       sehat di Negara yang sakit, eh.











                                                                    Oleh: Sunarto Firdaus
                                                                    (Anggota cabang senirupa UKM Seni Budaya eSA)


                                                                    Alam Luka

       Oleh: Iwan Mazkrib                                           Berkelana dalam ruang
       (Anggota cabang senirupa UKM Seni Budaya eSA)                sibuk menerka-nerka
                                                                    mengusung  kata  untuk  di  kalimatkan
       Geleng-geleng kepala
                                                                    sebut  saja  ruang  tanpa  aturan  menjelma
       Pada waktu yang tak terduga ini                              alam jaga,

       Hidup memaknai dirinya sendiri                               zaman mendadak sunyi
       Yang serba serbi opini dan asumsi                            memasuki era digital

       Semuanya dikotomi kepentingan pribadi                        yang setara alat vital
       Ruang imajinasi dan nostalgia                                menyadari watak sesungguhnya

       Tidak ditemukan di bangku kuliah                             tak    mampu       menengok       kiri   kanan
       Apalagi di meja kuasa                                        kutemui ranjau di mana-mana
       Kalau  begitu,  perbanyak  ngopi,  diskusi                   berdiam  diri  di  sangkar  terjebak  dalam

       dan jadilah inspirasi                                        ruang berdesakan
       Virus terlalu sibuk mengejar anggaran                        bergesekan  menuntut  hidup  hari  ini,

       Corona atur yang ini                                         esok,  lusa  ntahlahhh  kapankah  ini
       Kebutuhan ekonomi desaknya itu                               berakhir



     07                                                                                        EDISI 2021 | VOL 1
   2   3   4   5   6   7   8   9