Page 111 - SKI_revisi Kls 7
P. 111
a. Heraclius (kaisar Bizantium),
b. Kisra (penguasa Persia),
c. Muqauqis (Penguasa mesir),
d. Negus/Najasyi (penguasa Habasyah/ Abessinia),
e. Haris al-Ghassani (raja Hirah),
f. Gubernur Persia dari Yaman,
g. Haris al-Himsari (penguasa Yaman).
Di antara mereka yang masuk Islam adalah gubernur Persia di Yaman. Tetapi
banyak dari mereka menolak secara halus, bahkan sambil mengirim hadiah. Seperti
Muqauqis mengirim hadiah yang terdiri atas ribuan emas, dua puluh potong jubah,
mahkota, dan juga orang budak Kristen koptik, Mariah, dan Sirrin, yang dikawal oleh
seorang kasim tua. Mariah kemudian dikawini oleh Nabi Saw. dan Sirrin dikawini oleh
Hasan bin Sabit. Dari perkawinannya dengan Mariah memperoleh seorang putra,
Ibrahim, yang meninggal ketika masih kecil.
Penolak paling kasar adalah Haris al Ghassani, raja Hirah, yang rnembunuh
utusan Nabi Saw. Nabi Muhammad Saw mengirim pasukan sebanyak 3.000 orang di
bawah pimpinan Zaid bin Haris untuk menyerang raja al Ghassani. Peperangan terjadi
di Mut’ah. Pasukan Islam mendapat kesulitan karena pasukan al-Ghassani mendapat
bantuan dari pasukan kekaisaran Romawi. Akhirnya Khalid bin Walid mengambil alih
komando dan memerintahkan pasukan untuk menarik diri kembali ke Madinah.
Kemampuan Khalid bin Walid menarik mundur pasukan Islam dari kepungan
pasukan al Ghassani yang berjumlah ratusan ribu, membuat kagum masyarakat di
sekitar wilayah tersebut. Banyak kabilah Nejd masuk Islam, ribuan dari kabilah Sulaim,
Asya’ Gutafan, ABS, Zubyan, dan Fazara juga masuk Islam karena melihat
keberhasilan dakwah dan politik Islam.
3. Simpatik kepada Kearifan Nabi Muhammad
Kearifan Nabi Muhammad Saw dalam perjanjian menarik simpatik para pembesar
Quraisy. Para pembesar Quraisy dan anak keluarga terhormat Mekah banyak yang
beriman, di antaranya Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Abu Basyir (putra Suhail bin
Amr), Walid bin Walid (adik Khalid bin Walid), Asm’ (Ibnu Khalid), Utsman bin
Thalhah bin Abdu dar, Aqil bin Abi Talib (saudara Ali bin Abu Thalib), dan Jubair bin
Mut’im.
97 Sejarah Kebudayan Islam MTs Kelas VII