Page 146 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 146

Variasi Bahasa                                                       135

                  Kesimpulan dan Implikasi terhadap Pengajaran Bahasa

                        Awalnya,  bahasa  Pidgin  dan  Kreol  dianggap  sebagai
                  fenomena  linguistik  yang  kurang  mendapat  perhatian  bagi  para
                  peneliti  bahasa.  Namun,  setelah  Kajian  bahasa  Pidgin  dan  Kreol
                  menjadi  salah  satu  tema  yang  sangat  penting  di  antara  kajian
                  Sosiolinguistik  lainnya,  para  peneliti  mulai  mengembangkan
                  penelitian tentang ini hingga sekarang.
                        Bahasa  Pidgion  diawali  dengan  penggunaan  bahasa
                  vernakular di antara dua atau lebih penutur bahasa yang berbeda
                  dan  kemudian  muncul  bahasa  baru  yang  menjadi  bahasa  ketiga
                  dan  dominan  digunakan.  Kecenderungan  menggunakan  bahasa
                  ketiga  tersebut  memunculkan  bahasa  Kreol.  Jadi,  bahasa  Pidgin
                  adalah  bahasa  yang  tanpa  penutur  asli,  sesangkan  bahasa  Kreol
                  adalah bahasa yang telah cenderung digunakan dan membutuhkan
                  penutur aslinya. Bahasa Kreol dapat menjadi bahasa lingua franca
                  setelah dalam kurun waktu tertentu membentuk sebuah komunitas
                  bahasanya  sendiri.  Tidak  menutup  kemungkinan,  bahasa  lingua
                  franca  tersebut  menjadi  bahasa  standar  yang  diakui  dan  diterima
                  oleh  komunitasnya  sebagai  bahasa  standar.  Semuanya  berbicara
                  tentang  waktu  dan  penggunaan  bahasa  itu,  apalagi  ditambah
                  dengan prinsip language maintainance; upaya untuk menggunakan
                  bahasa  minoritas  secara  terus-menerus  dengan  tujuan  untuk
                  bersaing  dengan  bahasa  mayoritas  agar  dapat  menjadi  bahasa
                  utama.
                        Para  peneliti,  pendidik,  bahkan  pelajar,  sebenarnya  dapat
                  memberi  fokus  pada  isu  tentang  bahasa  Pdgin  dan  Kreol,
                  khususnya  di  Indonesia  yang  memiliki  ragam  bahasa.  Bahasa
                  Pdgin  berpeluang  besar  dalam  komunitas  multilingual  seperti
                  Indonesia.     Oleh     karenanya,     penanaman        konsep-konsep
                  Sosiolinguistik  bagi  pelajar  bahasa  perlu  dilakukan  dari  masa  ke
                  masa  sebab  bahasa  dapat  saja  berubah  atau  bergeser  atau
                  membentuk  bahasa  baru  untuk  komunitas  baru  pula.  Fenomena
                  linguistik dari isu tentang bahasa Pdgin dan Kreol ini dapat menjadi
                  sorotan longitudinal bagi peneliti dan pelajar bahasa.
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151