Page 4 - ritter edisi 1
P. 4
MENGENAL LEBIH DEKAT
REZA ASRIANDI EKAPUTRA, S.T., M.T.
Ada gula ada semut, begitu juga di transport
Reza Asriandi Ekaputra adalah dosen program studi teknik sipil di INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA.
Beliau merupakan pria kelahiran Medan yang menjadi salah satu dosen Transport di Institut
Teknologi Sumatera. Ayah beliau berasal dari Palembang dan Ibu beliau dari Madiun. Walaupun
beliau lahir di Medan, beliau tumbuh dan bersekolah di Bandung.
Pak Reza mengambil konsentrasi Transportasi karena menurut beliau, konsentrasi tersebut adalah
yang paling mudah diantara lima konsentrasi sipil, yaitu Struktur, Geoteknik, PSDA (Pengelolaan
Sumber Daya Air), Transportasi, dan MRK (Manajemen dan Rekayasa Konstruksi). Bagi beliau, kon-
sentrasi Struktur itu terlalu kompleks, cocok bagi orang-orang yang suka perhitungan yang kom-
pleks dan penuh dengan model yang rumit dan perhitungan yang rumit. Sedangkan PSDA menurut
beliau lebih kompleks daripada Struktur.
“Kalau PSDA sebenarnya hitungannya paling susah menurut saya, lebih kompleks dari Struktur. Ka-
lau Struktur masih bisa kita bayangkan struktur beton atau baja. Misalkan tarik atau tekannya, tapi
kalau air ada aliran Fluida, Bernoulli, ahh gak kebayang.” Imbuhnya saat diwawancarai pada Selasa,
13 Februari 2018 lalu.
Beda halnya dengan Geoteknik yang menurut beliau kelemahannya secara fisik tidak kelihatan. Be-
liau juga pernah ‘galau’ memilih antara Transportasi dan MRK. Namun, karena beliau merasa Trans-
portasi memiliki dampak yang lebih besar ke orang lain, maka dipilihlah Transportasi.\
Motivasi saat kuliah
Sama seperti mahasiswa pada umumnya, Pak Reza juga pernah merasakan masa di mana beliau
‘jatuh – bangun’ berkali-kali di dunia teknik sipil. Tahun ketiga di masa kuliah S1 merupakan tingkat
terendah beliau dalam dunia Sipil. Dari sana, beliau mulai memotivasi diri supaya bangkit di dunia
sipil. Beliau pun harus memilih salah satu diantara 3 pilihan:
1. Keluar karena tidak cocok
2. Lanjutkan dengan sukses
3. Lanjutkan lalu abaikan