Page 32 - SALAM REDAKSI
P. 32
bahwa pendidikan merupakan sebuah aspek penting di dalam sebuah proses dalam menjalani
hidup dan untuk membentuk pendidikan yang berkualitas. Tanpa pendidikan, manusia tidak akan
bisa bertahan hidup dan tidak akan bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Merujuk tentang pendidikan yang berkualitas, pendidikan di Indonesia saat ini terasa
kehilangan esensi dasar dalam artian mendidik. Pendidikan pada saat ini hanya
menitikberatkan kepada kecerdasan intelektual saja dan mengesampingkan kecerdasan
emosional. Hal inilah yang menjadikan pemikiran bahwa siswa yang dianggap pandai adalah
mereka yang mampu mendapat nilai bagus di raportnya, tanpa melihat nilai sikap maupun nilai
karakter dari siswa tersebut.
Pandangan yang demikianlah yang membuat siswa hanya berlomba dalam kemampuan
kognitif. Meski kecerdasan kognitif sebenarnya juga diperlukan dalam persaingan dunia kerja.
Namun, pandai pun tidak cukup ketika kecerdasan emosional ataupun dari segi akhlak tidak
mampu dicapai. Karena hal itu hanya akan menciptakan manusia yang hanya cakap namun tidak
berperikemanusiaan.
Dalam penerapan pendidikan karakter yang bertujuan membentuk siswa yang berkarakter
memang tidak dapat dilakukan dengan mudah dan dengan proses yang cepat pula. Hal ini
berkaitan dengan latar belakang siswa yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Namun,
bukan berarti bahwa penerapan pendidikan karakter tidak dapat dilakukan.
Penerapan pendidikan karakter memang akhir-akhir ini seolah menjadi ikon yang
digembor-gemborkan dalam dunia pendidikan. Apalagi di era generasi Z seperti ini. Menurut Mc
Crindle (dalam Umardin, 2017:45), generasi Z merupakan generasi yang paling akrab dengan
internet sepanjang masa. Mc Crindle juga memprediksi bahwa generasi Z tidak lepas dari gadget,
kurang bersosialisasi, kurang daya kreativitas, dan juga bersikap individualis. Generasi Z
menginginkan hal-hal yang instan dan kurang menghargai proses. Keasyikan mereka dengan
gadget membuat mereka teralienasi secara sosial.
Sebagai ikon yang digembar-gemborkan, pendidikan karakter di Indonesia agaknya masih
sebagai wacana dan bahkan hanya sebagai model yang tertulis dalam silabus dan juga rencana
pembelajaran yang seolah dapat terencana secara sistematis saja. Padahal, dalam pendidikan
karakter yang paling penting adalah praktik pelaksanaan pendidikan karakter tersebut dalam
dunia pendidikan. Sehingga dapat merasuk dan menjadi kebiasaan dalam diri siswa. Pelaksanaan
pendidikan karakter ini tidak serta merta dapat terlaksana apabila tidak ada kerja sama antara
stakeholder dalam dunia pendidikan.
Antara siswa, guru, orang tua siswa dan pemerintah juga harus saling terintegrasi dengan
baik. Siswa sebagai sasaran utama dalam penerapan pendidikan di dunia pendidikan. Guru
sebagai media perantara yang akan menyampaikan dan menerapkan pendidikan karakter di
lingkungan sekolah. Orang tua menjadi pendidik utama para siswa dalam keseharian di rumah
yang juga harus mengambil andil penting dalam suksesnya pendidikan karakter.
Sebagai salah satu lembaga yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak, orang
tua diharapkan memberikan pengasuhan yang benar dan tepat. Orang tua milenial perlu
mengenali karakteristik anak-anak generasi Z. Oleh karena itu, agar generasi Z menjadi generasi
yang sukses di abad 21 ini, orang tua milenial perlu memerhatikan beberapa hal berikut, yaitu (1)
mengikuti perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi, agar orang tua memiliki bekal
dan dapat membimbing anak-anak berinteraksi dengan internet dengan cerdas dan sehat, (2)
mengajarkan anak-anak bersosialisasi, agar sosial emosional mereka dapat berkembang dengan
baik, (3) turut melatih dan mengembangan aspek fisik motorik anak, (4) turut membekali anak-
32