Page 35 - flipbook fluida statis-dikonversi
P. 35
4L
(p − p ) =
v
)
2
1
(R − r 2
2
Karena yang kita tinjau adalah laju (v) aliran fluida, maka persamaan 2 bisa diobok-obok menjadi
:
2
v 4L = (p − p 2 )(R − r 2 )
1
(p − p )(R − r 2 )
2
v = 1 2
4 L
(R − r 2 )(p − p )
2
v = 1 2 → persamaan 3
4 L
Di dalam tabung ada fluida. Misalnya kita membagi fluida menjadi potongan-potongan yang
sangat kecil, di mana setiap potongan tersebut mempunyai satuan luas dA, berjarak dr dari sumbu
tabung dan mempunyai laju aliran v. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut :
dA1 = potongan fluida 1, yang berjarak dr1 dari sumbu tabung
dA2 = potongan fluida 2, yang berjarak dr2 dari sumbu tabung
dA3 = potongan fluida 3, yang berjarak dr3 dari sumbu tabung
dAn = potongan fluida n, yang berjarak drn dari sumbu tabun
Potongan2 fluida sangat banyak, sehingga cukup ditulis dengan simbol n saja, biar lebih praktis (n
= terakhir). Laju aliran volume setiap potongan fluida tersebut, secara matematis bisa ditulis
sebagai berikut:
dV 1 = vdA = V ( rdr2 ) lajualiran= volumepoto nganfluida1
dt 1 1 1
dV
2 = vdA = V ( rdr2 ) lajualiran= volumepoto nganfluida2
dt 2 2
2
dV 3 = vdA = V ( rdr2 ) lajualiran= volumepoto nganfluida3
dt 3 3 3
.......... .......... ..........
dV n = vdA = V ( rdr2 ) lajualiran= volumepoto nganfluida terakhir
dt n n n
Setiap potongan fluida tersebut berada pada jarak r = 0 sampai r = R (R = jari-jari tabung).
Dengan kata lain, jarak setiap potongan fluida tersebut berbeda-beda jika diukur dari sumbu
35