Page 93 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 93

Serangan dan gangguan terhadap VOC terus dilakukan. Di tengah-tengah
                       mengobarkan  semangat  anti  VOC  itu,  pada  tahun  1671  Sultan  Ageng
                       Tirtayasa  mengangkat  putra  mahkota  Abdulnazar  Abdulkahar  sebagai
                       raja  pembantu  yang  lebih  dikenal  dengan  nama  Sultan  Haji.  Sebagai  raja
                       pembantu Sultan Haji bertanggung jawab urusan dalam negeri, dan Sultan
                       Ageng Tirtayasa bertanggung jawab urusan luar negeri dibantu puteranya
                       yang lain, yakni Pangeran Arya Purbaya. Pemisahan urusan pemerintahan
                       di Banten ini tercium oleh perwakilan VOC di Banten W. Caeff. Ia kemudian
                       mendekati dan menghasut Sultan Haji agar urusan pemerintahan di Banten
                       tidak  dipisah-pisah  dan  jangan  sampai  kekuasaan  jatuh  ke  tangan  Arya
                       Purbaya. Karena hasutan VOC ini Sultan Haji mencurigai ayah dan saudaranya.
                       Sultan  Haji  juga  sangat  khawatir,  apabila  dirinya  tidak  segera  dinobatkan
                       sebagai sultan, sangat  mungkin jabatan  sultan  itu akan  diberikan  kepada
                       Pangeran Arya Purbaya. Tanpa berpikir panjang Sultan Haji segera membuat
                       persekongkolan  dengan  VOC  untuk  merebut  tahta  kesultanan  Banten.
                       Timbullah pertentangan yang begitu tajam antara Sultan Haji dengan Sultan
                       Ageng Tirtayasa.


                       Dalam persekongkolan tersebut VOC sanggup membantu Sultan Haji untuk
                       merebut Kesultanan Banten tetapi dengan empat syarat. (1) Banten harus
                       menyerahkan Cirebon kepada VOC, (2) monopoli lada di Banten dipegang
                       oleh VOC dan harus menyingkirkan para pedagang Persia, India, dan Cina,
                       (3)  Banten  harus  membayar  600.000  ringgit  apabila  ingkar  janji,  dan  (4)
                       pasukan  Banten  yang  menguasai  daerah  pantai  dan  pedalaman  Priangan
                       segera ditarik kembali. Isi perjanjian ini disetujui oleh Sultan Haji.


                       Pada tahun 1681 VOC atas nama Sultan Haji berhasil merebut Kesultanan
                       Banten.  Istana  Surosowan  berhasil  dikuasai.  Sultan  Haji  menjadi  Sultan
                       Banten yang berkedudukan di istana Surosowan.


                       Sultan Ageng Tirtayasa kemudian membangun istana yang baru berpusat
                       di Tirtayasa. Sultan Ageng Tirtayasa berusaha  merebut kembali Kesultanan
                       Banten dari Sultan Haji yang didukung VOC. Pada tahun 1682 pasukan Sultan
                       Ageng Tirtayasa berhasil mengepung istana Surosowan. Sultan Haji terdesak
                       dan  segera  meminta  bantuan  tentara  VOC.  Datanglah  bantuan  tentara
                       VOC  di  bawah  pimpinan  Francois  Tack.  Pasukan  Sultan  Ageng  Tirtayasa
                       dapat dipukul mundur dan terdesak hingga ke Benteng Tirtayasa. Benteng
                       Tirtayasa  juga  dikepung  tentara  VOC.  Sultan  Ageng  Tirtayasa  akhirnya
                       berhasil  meloloskan  diri  bersama  puteranya,  pangeran  Purbaya  ke  hutan
                       Lebak. Mereka masih melancarkan serangan sekalipun dengan bergerilya.





                                                                                            85
                                                                             Sejarah Indonesia
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98