Page 253 - EBOOKFISIKA.pdf
P. 253
=&
Pada umumnya, inti yang memiliki nukleon yang
2 J3
lebih besar memiliki tingkat stabilitas inti yang rendah.
Sehingga, tingkat stabilitas suatu inti ternyata tidak selalu
ditentukan oleh besarnya energi ikat inti. Karena itu,
besarnya energi yang berhubungan langsung dengan
C
stabilitas inti adalah energi ikat per nukleon yang besarnya
dapat dihitung melalui persamaan:
)
E
E =
&
n A
dengan:
E = energi ikat per nukleon (MeV)
n
E = energi ikat inti (MeV)
A = jumlah nukleon
5&
Gaya Inti adalah gaya yang mengikat nukleon-
nukleon, dengan kata lain gaya antarnukleon. Gaya Inti
ternyata amat kuat tetapi jangkauannya amat pendek, dan
tidak tergantung jenis nukleon, yaitu gaya antara proton
0 " 2/ / / 3
dengan proton sama dengan gaya antara proton dengan
C
/
5 neutron, maupun antara neutron dengan neutron. Ini
berarti, bahwa gaya inti tidak bergantung pada muatan
&
listrik nukleon (charge independent). Selanjutnya,
ternyata gaya inti itu bersifat jenuh (saturated), yaitu setiap
"
nukleon hanya tarik-menarik dengan nukleon di
&
sekitarnya, seperti halnya gaya Van der Walls antarmolekul
cairan. Sifat jenuh gaya inti ini diamati berdasarkan
kejenuhan tenaga ikat per nukleon yang sekitar 8 MeV untuk
semua unsur yang bilangan massanya A melebihi 60, seperti
yang diperlihatkan oleh grafik pada Gambar 11.3.
16
Massa atom O adalah 15,995 sma; hidrogen 1,0078 sma; dan neutron 1,0087
8
sma. Tentukan:
a. massa total partikel pembentuk,
b. defek massa,
c. energi ikat inti oksigen,
d. energi ikat rata-rata per nukleon!
$!