Page 113 - EBOOK_Peribahasa Jawa Sebagai Cerminan Watak Sifat dan Perilaku Manusia Jawa
P. 113
mungkin sering melak:ukan kehendak: tanpa memahami lebih dahulu ke-
hendak itu, tetapi ada yang tidak menghasilkan kebahagiaan.
4 Ancik-ancik pucuking eri
Orang yang berdiri di tempat berbahaya. Orang yang ada di tempat
berbahaya bagaikan berada di pucuk duri.
5. Amel punggung
Orang yang mengambil milik orang lain tanpa memberitahu. Pencuri
sering dikatakan dengan peribahasa demikian.
6. Anggampang tan wruh ing kunthara manawa
Menganggap mudah sesuatu tidak: tahu apa yang akan terjadi. Orang
yang selalu menganggap mudah, akibatnya ia mendapatkan kesukaran di
kemudian hari.
7. Anggered ori saka ing pucuk dan
8. Anggugat kayu aking
Kedua peribahasa ini mempunyai arti yang sama, yaitu menggugat
orang yang sudah mati. Perbuatan ini merupakan perbuatan sia-sia.
9. Bima para sama
Hakim pilih kasih. Orang yang menjadi hamba hukum seharusnya
tidak pilih kasih. Kalau ada hamba hukum pilih kasih, hal itu merupakan
perbuatan yang negatif.
10. Cebol anggayuh lintang
Langka dan mustahil dapat meraih yang dikehendaki. Perbuatan ini
adalah ha! yang sia-sia. Orang Jawa perlu mengukur diri sebelum mela-
kukan tindakan sehingga tidak sampai menjadi perbuatan sia-sia.
11. Dadiya banyu suthik nyawuk, dadiya watu suthik njupuk, dadiya
dalan suthik ngambah.
Orang yang sudah menjadi musuh, menegur pun tak mau. Orang
105