Page 196 - EBOOK_UMKM dan Globalisasi Ekonomi
P. 196

196
                                       UMKM dan Globalisasi Ekonomi



             sudah berjalan. Caranya dengan holding itu. Tapi holding banyak implikasinya,
             seperti implikasi pajak, implikasi macam-macam, untuk itu perlu koordinasi
             terus .
                  6
                Dengan pembentukan holding tersebut jumlah BUMN akan menyusut
             secara signifikan. Jika PT Perkebunan Nusantara I dan XIV digabung maka
             jumlahnya berkurang menjadi hanya satu. Kemudian BUMN Pupuk menyusut

             dari 5 menjadi 1 setelah dibuat holding, BUMN Karya yang rencananya
             menjadi hanya 7 perusahaan dari sebelumnya ada 14. Ditambah dengan
             beberapa holding lain seperti Holding BUMN Pertambangan, Holding
             Farmasi, Holding Pupuk, Holding Semen, dan Holding Perbankan.Holding
             keuangan sedang kita selesaikan, holdingnya gimana, apakah semua akan di
             satu holding semua atau ada dua.
                Sekretaris Kementerian Negara BUMN Muhammad Said Didu
             mengemukakan bahwa BUMN yang tidak terlalu penting untuk negara akan
             dihapus, dikurangi dan mungkin lebih baik dikelola oleh swasta.

                Sebenarnya banyak BUMN yang mendapatkan keuntungan dari
             usahanya. Tetapi tahun 2006 lalu ada sekitar 31 perusahaan yang merugi,
             dan 2007 ini kemungkinan masih ada 15 perusahaan yang masih merugi.
             Kesemua perusahaan BUMN yang tidak memperoleh keuntungan tersebut,
             bukan karena tidak layak usaha tetapi disebabkan beban masa lalu.
                BUMN yang masih mengalami kerugian adalah pabrik kertas dan yang
             terkait dengan subsidi PLN, juga KAI (Kereta Api Indonesia), DAMRI, Pelni
             yang tarifnya terlalu rendah. BUMN itu bukan semata-mata rugi tetapi karena
             kebijakan pemerintah yang menentukan tarif.
                Pemerintah masih memberikan bantuan permodalan untuk mengatasi
             kesulitan keuangan BUMN, menurut Said ini wajar. Contohnya, Garuda

             yang harus dibantu pemerintah nelalui suntikan dana hingga Rp 1 triliun. Ia
             menyebut angka ini kecil dibanding uang pemerintah yang keluar Rp 600
             triliun untuk kepentingan pengusaha swasta. Beban negara dari kebangkrutan
             swasta besar sekali.
                Kalau dipertanyakannya gaji direksi BUMN lebih besar dibanding gaji
             presiden, gaji presiden Singapura lebih tinggi 20 persen dari swasta.
             Muhammad Said Didu yang selama dua tahun hingga 1999 pernah menjadi
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201