Page 42 - EBOOK_UMKM dan Globalisasi Ekonomi
P. 42
42
UMKM dan Globalisasi Ekonomi
Padahal dalam persaigan bebas, modal menjadi unsur yang signifikan untuk
menentukan keberlajutan bisnis
b. Adanya doktrin National Treatment dalam sistem pasar bebas, yang tidak
boleh membedakan antara investor asing dan investor lokal. Hasil
implementasi doktrin ini dapat ita saksikan disetiap pojok jalan. Mc
Donald, KFC, Pizza Hut yang megah dan bersih bersanding dengan
pedagang nasi uduk di kaki lima atau Warung Tegal yang kumuh dan
redup. Kondisi ini jelas mempengaruhi minat konsumen untuk memilih
yang lebih baik.
c. Banyak kerjasama yang di lakukan antara perusahaan dengan perusahaan
UMKM didasarkan prinsip kesetaraan dan simbiosis mutualisme. Tetapi
pada prakteknya pihak yang lebih kuatlah yang menentukan harga,
kualitas, serta kuantitas secara sepihak. Dan hampir dapat dipastikan big
corporation akan mengambil keuntungang yang lebih besar dari perusahaan
UMKM rekanannya. Artinya, UMKM hanya menhadi subordinate dari
perusahaan besar yang harus tunduk dan patuh, walaupun kaki tangan
mereka mulai melepuh.
d. Dalam transaksi international (ekport import), perusahaan UMKM
kadang tidak diperkenankan menjual barang jadi atau diberi merek.
Setelah sampai di negara tujuan, produk tadi di finishing dan diberi label
merk dagang mereka yang telah mempunyai reputasi dunia. Al hasil,
pengusaha UMKM kita hanya mendapatkan keuntungan ala kadarnya,
sedangkan perusahaan asing yang ternama meraup untung berpuluh kali
lipat.
Selain beberapa kasus diatas masih banyak kisah yang memilukan yang
harus di sandang oleh pelaku usaha UMKM ketika berhadapan dengan
perusahaan besar. Hal ini tidak hanya berlaku di Indonesia saja, tetapi juga
terjadi di negara berkembang lainnya.
Jadi... tidak seperti dongeng pengantar tidur diketika kita masih kecil,
tentang pertarungan antara semut dan gajah yang dimenangkan oleh semut
karena mampu menjatuhkan gajah, Sang semut memenangkan pertarungan
dengan masuk lewat kuping gajah yang lebar.
Pada kontek persaingan pasar bebas, UMKM sebagai sang semut tidak