Page 37 - EBOOK_UMKM dan Globalisasi Ekonomi
P. 37
37
Mukti Fajar ND.
“Laut adalah kawan keseharian yang menyenangkan, namun memiliki rasa
yang payau dan pahit”. “Dekatnnya ibukota dengan laut akan mengakibatkan
kota dibanjiri oleh para pedagang serta pemilik toko, dan akan menanamkan
dalam setiap jiwa masyarakat kebiasaan seperti ketidaksetiaan dan penipuan”
Disini dengan sangat jelas Plato mengatakan bahwa para pedagang
mempunyai sifat suka menipu dan tidak setia. Aristoteles menyebut sifat para
pedagang adalah krematistik (Khremata = kekayaan), yaitu cara melakukan
pertukaran barang dengan uang yang bermaksud menambah kekayaan .
61
Cara pertukaran seperti ini dianggap “tidak wajar” dan bertentangan dengan
kodrat alamiah. Uang telah dipakai tidak hanya sebagai alat tukar, namun
62
uang telah menjadi tujuan tersendiri . Logika seperti ini menurut terminologi
Islam disebut dengan riba atau bunga. Lebih lanjut Aristoteles mengatakan:
Penghasilan demi penghasilan memperlihatkan sisi terburuknya di dalam
riba, yang membuta logam tak berguna (uang) berkembang biak ... Mata
63
uang ada hanya sebagai alat pertukaran; Riba (usury) mencoba membuatnya
bertambah.... mata uang dari anak mata uang.. dan ini adalah suatu kondisi
yang tidak alamiah” .
64
Melawan kodrat alamiah dari aktifitas korporasi telah melahirkan ketidak
adilan sosial. Ini semua karena bisnis korporasi dijalankan tanpa
mempertimbangkan nilai-nilai moral dan aspek etika bisnis.
Etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam
ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau
tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak dari perilaku manusia .
65
Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan
ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting. Etika
dalam bidang aktivitas ekonomi (bisnis) sudah sejak jaman dahulu telah
dibicarakan. Pada awal sejarah filasafat, ketika Plato, Aristoteles dan filsuf
Yunani lainnya menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan
manusia dalam konteks negara (polis), termasuk didalamnnya membahas
tentang bagaimana kegiatan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur .
66
Niai moral dan Etika dalam bisnis telah lama ditinggalkan, namum kembali
menjadi bahan kajian hangat ketika terjadi bencana collapses di Enron,
WorldCom, Adhelphia, Tyco dan lainnya. Dunia bisnis baru tersadar bahwa