Page 41 - EBOOK_UMKM dan Globalisasi Ekonomi
P. 41
41
Mukti Fajar ND.
National Corporation (MNC) sedangkan 49 % dikuasai negara, termasuk
negara-negara besar. Jika sepuluh negara besar dikeluarkan dari daftar ini
maka kekayaan 200 perusahaan besar dunia melebihi kekayaan semua negara
lain di dunia ini. Bisnis dalam rupa korporasi menjelma menjadi institusi
yang sangat dominan, yang kekuasaan dan pengaruhnya melebihi negara
78
dan komunitas sipil .
Korporasi di Indonesia punya kisah lain yang tak kalah seru. Dari total
produksi batu bara sebesar 100,625 juta ton, 96,6 % diproduksi oleh
penambang swasta, Pada bidang perminyakan sebagian besar dikuasai oleh
Multi National Corporation dan sebagian yang lain oleh Pertamina, Medco
dan Humpuss. Dari hutan yang tersisa, 10,5 juta hektar dikelola oleh korporasi
pemegang HPH dengan keuntungan 17 % masuk kas negara dan 83 % masuk
ke swasta. Jumlah Kekayaan para konglomerat 83% APBN dan penjualan
40 % saham PT SHM Sampoerna Tbk pada Philip Morris. Putera Sampoerna
menerima 18,6 trilyun rupiah .
79
Sementara di Indonesia, data BPS bulan Maret 2007 bejumlah 37,17 Juta
sedangkan ditahun 2009 diperkirakan melonjak ke angka 33,714 Juta, lebih
tinggi dari yang diperkirakan yang berjumlah 32,38 Juta, dengan ukuran
konsumsi penduduk sebesar Rp. 152.847,- per kapita per bulan. Kekurangan
gizi anak mencapai 24% dari seluruh anak balita dan akses terhadap sumber
air bersih hanya dinikmati oleh 74% penduduk. 80
Data diatas memberikan gambaran nyata tentang mimpi buruk ketidak
adilan sosial telah hadir dikenyataan hidup. Kemenangan dan kenikmatan
hidup menjadi hak untuk dimiliki oleh mereka yang mempunyai kekayaan,
sementara yang miskin harus menyingkir dan menjadi tumbal pembangunan
peradaban.
Tak ubahnya nasib UMKM yang “hampir selalu sial” ketika berhadapan
dengan “big corporation”. Walau dalam beberapa regulasi pemerintah mencoba
memberikan perlindungan, namun pada prakteknya nasib sial itu selalu
melekat pada eksistensi UMKM.
Ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan kita mengenai fenomena
tersebut, yaitu:
a. Kekuatan modal dari big corporation tak mungkin ditandingi oleh UMKM.