Page 144 - EBOOK_100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia
P. 144
Kalimat-kalimat itu bisa ditemukan dalam buku
Bung Kama Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy
Adams. Kalimat yang dituturkan Sukarno sa at me
ngenang kelahiran putrinya, Dyah Permata Mega
wati Setyawati Soekarnoputri. Mega lahir di Istana
Negara Yogyakarta, yang sekarang bernama Gedung
Agung. Menumt orang Jawa, seseorang yang lahir
dalam kondisi seperti itu akan mengalami perjalanan
hidup yang tidak gampang. Ternyata, kehidupan
Megawati memang tidak mudah.
Masa kecilnya dihabiskan dalam persembunyian
dan pelarian karena situasi revolusioner. Bam setelah
Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dalam
Konferensi Meja Bundar, 27 Desember 1949, Cadis
atau Adis, panggilan akrab Mega, bisa memulai kehi
dupan baru. Ia dan saudara-saudaranya dapat me
nikmati kemerdekaan di istana. Mega pun bisa me
nyelesaikan pendidikannya. SD, SMP, SMA ia lalui
di Perguruan Cikini Jakarta Pusat. Mega sempat ku
Iiah FakuItas Pertanian di Universitas Padjajaran,
namun dengan adanya peristiwa C 30 5, ia memilih
keluar supaya bisa mendampingi ayahnya. Setelah
keadaan mulai membaik, Mega kembali kuliah ke
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) pada
1970. Tapi, akhirnya hams keluar pada 1972. Saat
itu suaminya, Surindro Supjarso, letnan satu pener
bang TNI AU, hilang dalam sehuah kecelakaan
pesawat di Biak, Papua, pada 1:)70.
Hingga akhirnya Musyawarah Nasional Luar
Biasa (Munaslub) PDI, Desember 1993, di Jakarta,
mengubah total hidupnya. Ia tampil menjadi ketua
umum PDI. Jabatan ketua ini tak begitu saja ia dapat
127