Page 319 - Toponim sulawesi.indd
P. 319

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  305

                 dengan “patoa timuru” (Arsip Desa Pentandu Timur, tt). Toponim “patoa”

                 dari bahasa  Gorontalo  “patoa”, “patoalo”  yang artinya ditancapkan
                 tonggak; dipancangkan tonggak di sini agar diketahui batasnya; sedangkan

                 kata  “timuru”  = timur atau disebelah  timur. Jadi Patoa  Timuru adalah
                 nama pemukiman/desa  yang dasar toponimnya  mengacu pada  mata
                 angin. Sebelah Timur dimaksud dalam konteks ini, adalah pemukiman desa

                 mula-mula di sebelah kanan dari muara sungai Tilamuta, dan juga sebagai
                 awal pelabuhan pesisir/tradisional. Secara geografis untuk sekarang ini, Patoa

                 Timuru terhisab dengan wilayah desa Pentadu Barat dengan nama kampung
                 Pentadu. Dapat dipastikan, nama awal selain disebut Tilamuta, untuk daerah
                 muara sungai Tilamuta disebut juga dengan “patoa timur”.


                         Tahun berganti,  lama kelamaan daerah sungai  Tilamuta menjadi
                 tujuan  para pengembara/pendatang sehingga  lokasi  yang mereka  sebut
                 sebagai Patoa Timur semakin ramai dan padat pemukimannya. Pada tahun

                 1959,  Patoa Timur memekarkan  dirinya  sendiri  berpisah  dengan desa
                 Petandu  dan  terbentuk empat  pedukuhan  (kampung), masing-masing:
                 Pedukuhan  Lipa  (Lipa=daun  pembungkus/pembalut  rokok), Pedukuhan

                 Tambe (tambe= tersangkut), Pedukuhan Poheita Daa (Poheita=ketakutan
                 karena  adanya gangguan; daa=besar), dan  Pedukuhan  Poheita Kiki
                 (ketakutan/gangguan kecil).


                       Pada tahun 2005, sejalan dengan tata pemerintahan negara, istilah
                 kampung dirubah menjadi desa, dan pedukuhan menjadi dusun. Demikian

                 halnya nama Patoa Timur berubah nama menjadi desa Pentadu Timur,
                 dan langsung dimekarkan menjadi dua desa. Pemekaran ini berdasarkan
                 Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 27 tahun 2005, yakni desa induk tetap

                 dengan nama Pentadu Timur yang umumnya dihuni oleh para pendatang,
                 dan desa pemekaran dinamai desa Tenilo yang pada umumnya bersuku
                 Gorontalo. ToponimTenilo dari bahasa Gorontalo mempunyai arti alat untuk

                 menampung air hujan antara dua ujung atap atau antara dua bahagian
                 rumah, di mana pada sambungan atap harus dibuatkan Tenilo.
   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324