Page 391 - Toponim sulawesi.indd
P. 391

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  377

                        Namun, kota pantai  Majene  ini  mulai  berkembang  dari sebuah

                 kampung sebagai awal mula perkembangan Kota Majene di Mandar. Wilayah
                 Somba sebagai salah satu perkampungan awal sekarang ini merupakan ibu

                 kota kecamatan Sendana, Kabupaten Majene. Kota kecamatan ini berjarak
                 sekitar 19 km dari pusat Kota Kabupaten Majene, bahkan kota ini sering
                 diidentikkan dengan wilayah Somba. Kota kecil ini dilalui saat melintasi jalur

                 darat trans Sulawesi Barat, ketika masuk ke dalam wilayah kecamatannya,
                 jaraknya tidaklah panjang sekitar 5 km, yang panjang adalah wilayah yang

                 ada di  sekitarnya. Menurut keterangan  penduduk  setempat  dinyatakan
                 bahwa  aikon  kota ini  adalah  hidangan  ikan  terbang.  Wilayah  perairan
                 Somba juga banyak dianugerahi makanan laut lainnya seperti cumi-cumi,

                 ada masa di mana hewan laut ini akan melimpah ruah di Somba, di mana
                 harganya murah dan sangat terjangkau, ada masa di mana para nelayan
                 berlomba-lomba menangkap cumi-cumi.


                      Sejarah Somba tidak bisa dilepaskan dari Kerajaan Sendana sebagai
                 Kerajaan  yang menjadi  ibu kota Kerajaan  Pitu Baqbana Binanga (Tujuh
                 Kerajaan di Muara Sungai). Wilayah Somba ibu kota Kerajaan Sendana telah

                 berganti beberapa kali, pertama kali pusat peradaban Kerajaan terletak di
                 Saqadawang (gunung yang letaknya di sebelah Timur Puttada). Kemudian
                 pusat kerajaan ini dipindahkan lagi ke daerah yang bernama Podan (daerah

                 pesisir Sendana). Pemindahan pusat Kerajaan Sendana ini yang kemudian
                 melatar belakangi lahirnya perjanjian “Saqadawang” oleh orang Mandar

                 biasa dikenal dengan nama “Assamaturuanna tomalluluareq” di Sendana.
                                                                                      4
                 Pada saat itu, pemindahan dilakukan dengan alasan bahwa daerah pesisir
                 telah  dianggap  aman dan  kondusif  sebagai pusat  kerajaan. Puattaq  di

                 Saqadawang  pindah  ke  Podan  dan  melanjutkan  pemerintahan  Kerajaan
                 Sendana dan sudaranya I Puttaqdaq tetap tinggal di Saqadawang sebagai

                 pemangku adat. Ketika I Puttaqdaq meninggal, maka kemudian namanya
                 diabadikan menjadi nama daerah itu (daerah Puttaqdaq sekarang masuk

                    Majene, tanggal 10 Mei 2016.
                 4  Muis Mandra, Assitaliang Mandar, (2009).
   386   387   388   389   390   391   392   393   394   395   396