Page 392 - Toponim sulawesi.indd
P. 392

378     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               dalam wilayah Kecamatan Sendana). 5


                     Selepas  kedatangan Belanda  ibu  kota Kerajaan  Sendana  lalu
               dipindahkan ke Somba (ibu kota kecamatan Sendana saat ini) dan mereka
               melakukan koreksi  serta  intervensi sistem pemerintahan kerajaan

               tradisional,  dan menempatkan  beberapa pejabat kerajaan yang  tidak
               berkompeten.  Lintasan  sejarah juga mencatat  bahwa penamaan Somba

               saat ini  dilatar  belakangi oleh hubungan  kekerabatan  kerajaan  Sendana
               dan Kerajaan Gowa. Dahulu sebelum bernama Somba, kampung ini diberi
               nama Lamboriq,  adapun  peristiwa penggantian  nama dari Lamboriq

               menjadi  Somba  adalah  karena  terjadinya perkawinan antara Bannaiq,
               seorang putra raja (Maraqdia) Sendana dengan Karaeng Baine (putri raja

               Gowa). Pesan yang ditinggalkan oleh sang raja Gowa kepada menantunya
               untuk mengganti nama daerah yang akan dihuni kelak oleh mereka berdua
               dengan nama yang sama dengan daerah asal sang putri, karena itulah maka

               kampung Lamboriq diubah menjadi nama Somba, hal ini bertujuan untuk
               memudahkan sang raja Gowa untuk  mencari dan  mengunjungi  putrinya
               kelak jika ia ingin bertemu.


                     Kerajaan yang pernah tumbuh dan berkembang di wilayah Kabupaten
               Majene pada masa lalu adalah Kerajaan Banggae, dan beberapa kerajaan

                                                                          6
               lainnya  seperti Kerajaan Pamboang dan  Kerajaan Sendana.   Kerajaan
               Banggae  adalah  sebuah kerajaan  di wilayah Kabupaten Majene  yang
               selalu dikaitkan dengan situs “Buttu Ondongang.” Situs Buttu Ondongang

               adalah  salah  satu  situs  kuburan  dimana  tempat beberapa raja terkenal
               Mandar di Banggae (Majene sekarang ini), tempat raja-raja beristirahat dan
               membaringkan diri  untuk  selama-lamanya.  Situ  ini  adalah  situs,  sebagai

               5  Sewang A., Sosialisasi Siri pada Masyarakat Mandar, (Mandar: Yayasan Maha Putra
                  Mandar, 2001)
               6  Edwar L. Poelinggomang,  Sejarah  Mandar  Masa  Kerajaan  hingga  Sulawesi Barat
                  (Editor: Muh. Idham Khalid Bodi) ( Solo: Zadahanifa, 2015), hal. 47-79; baca juga:
                  Muhammad Amir dan Sahajuddin, Konfederasi Mandar Kajian sejarah Persekutuan
                  antar Kerajaan di Sulawesi Barat (Makassar: Dian Istana, 2011), hlm. 36.
   387   388   389   390   391   392   393   394   395   396   397