Page 397 - Toponim sulawesi.indd
P. 397
Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi 383
Gambar 7.2.3
Banjir di
Majene
Sumber:
Koleksi
Tropenmuseum
Belanda
(sungai). Untuk menentukan mana pendapat yang paling kuat agak sulit,
sebab masing-masing memiliki kelemahan.
Bila merujuk pada pendapat pertama, tidak akan sesederhana itu
langsung menamakan tempat yang didarati Belanda tiba-tiba disebut
Majene. Selain itu, bila berdasar pada tahun, yang menyebut orang
Belanda tersebut pertama kali datang pada tahun 1875, agak keliru
bila berdasar pada catatan sejarah yang menyebut pasukan gabungan
Belanda dengan Bone melakukan serangan ke Mandar pada 6 Oktober
1671 (Andaya 2004).
Pendapat kedua juga demikian. Bisa dipastikan Raja Gowa telah
mengetahui nama tempat yang harus dituju Raja Tallo bukan atas dasar
informasi orang-orang Gowa yang sering ke Totoli bahwa nama tempat di
sana Manjeqneq-jeqneq. Sebab jauh sebelumnya telah terjalin hubungan
antar Kerajaan Sendana dan Kerajaan Banggae dengan Kerajaan Gowa.
Berbeda atas dua dugaan di atas, penulis mengusulkan tesis lain
tentang asal kata Majene. Menurut penulis, kata Majene berasal dari
kata “majeqneq” yang berarti berair. Dan bila dihubungkan sebagai
nama tempat, kira-kira berarti, tempat yang banyak airnya; banyak air
tergenang; sering digenangi air.
Dugaan ini berdasar pada keadaan kawasan Majene dulunya adalah
genangan air. Dalam dokumentasi foto Belanda yang diambil pada
tahun 1930-an, kawasan di Gedung Assamalewuang dan sekitarnya
masih berupa laut. Dan ternyata, di masa pemerintahan bupati Muchtar
Lazim, pernah dilakukan reklamasi. Kemungkinan besar di masa-masa
sebelumnya juga pernah ada penimbunan atau reklamasi di tempat lain