Page 114 - RKAS 2122 oj
P. 114
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dan juga prinsip pelaksanaan kurikulum
dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
Dalam hal Pengembangan muatan lokal, secara ideal kurikulum diharapkan
berisi kegiatan kurikuler yang ditentukan oleh satuan pendidikan untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak menjadi bagian dari mata pelajaran
lain. Muatan lokal yang diterapkan di SMA Negeri 1 Pangalengan adalah; Bahasa
Sunda. SK/KI-KD sudah dibuat dan ditetapkan oleh satuan pendidikan. Rencana tindak
lanjut yang akan dilakukan adalah pengembangan Muatan Lokal pada tataran
lingkungan, sosial dan budaya setempat dan teraplikasi dalam program sekolah yang
lebih kontekstual.
Kemudian pada program pengembangan diri, Secara umum, tujuan Program
pengembangan diri adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan potensi, bakat,
minat, kondisi dan perkembangan peserta didik., ruang lingkupnya meliputi kegiatan
terprogram dan tidak terprogram. Kedepan SMA Negeri 1 Pangalengan perlu
melakukan analisis yang lebih mendalam untuk merumuskan kembali program
pengambangan diri, khususnya untuk kegiatan ekstrakurikuler sehingga peserta didik
memilih dan mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Selain itu perlu adanya rumusan yang lebih jelas tentang bagaimana petunjuk
pelaksanaan pengembangan diri secara terprogram, sehingga dapat direalisasikan
dengan jelas secara rutin, spontan dan keteladanan.
Dalam hal penetapan pedoman pelaksanaan pembelajaran, kurikulum di
sekolah kita berusaha menerapkan sistem belajar aktif dengan pendekatan saintifik,
sehingga para tenaga pendidik diharapkan ada wadah untuk selalu melakukan
pengembangan dan mengupgrade kemampuannya. Dalam penetapan KKM, SMA
Negeri 1 Pangalengan dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada
setiap kompetensi dasar, selain juga memperhatikan aspek kompleksitas, intake dan
daya dukung. KKM yang ditetapkan tiap mata pelajaran tidaklah sama, merentang dari
angka 70 sampai 75. Kemudian dalam komponen penetapan kriteria kenaikan kelas,
penjurusan dan kelulusan, SMA Negeri 1 Pangalengan telah menetapkan kriterianya
6