Page 24 - @BIP
P. 24
Page 7
fungsi taksonomi familianya, yang akan diterapkan pada
sejumlah spesimen di kebun botani.Pada tahun 1845, Hasskarl
telah mencatat penggunaan lebih 900 jenis tumbuhan
Indonesia.
Pada Abad ke-XIX ahli botani dan antropologi mulai
memperlihatkan ketertarikannya terhadap etnobotani tetapi
tidak belum menyentuh pada hal yang mendasar. Menurut
Purwanto (1999), pakar etnobotani hanya meneliti kulit
etnobotani saja yakni hanya pada wilayah pemanfaatan
tumbuhan pada etnik tertentu yang tanpa melakukan bahasan
interdisipliner sesuai dengan tuntutan etnobotani masa kini.
Pada akhir abad ke-XIX, etnobotani di Indonesia merupakan
sebagai suatu bagian dari lembaga yang dilakukan dengan
mengumpulkan berbagai artefak di berbagai wilayah
Indonesia.
Artefak tersebut di simpan di Museum Etnobotani yang
didirikan tepatnya pada tanggal 18 Mei 1982 di Balai Penelitian
Botani-Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (Puslit Biologi LIPI). Setiap 3 tahun sekali diadakan
seminar etnobotani hingga pada tahun 1998 terwujudlah
“Masyarakat Etnobotani Indonesia”. Sebagai komitmen agar
agar memasyarakatkan etnobotani Indonesia kemudian terjadi
perkembangan yang menggembirakan dengan adanya
intensifikasi penelitian yang diprakarsai oleh bebrapa
perguruan diantaranya Universitas Indonesia, Institut Pertanian
Bogor dan perguruan tinggi negeri lainnya sebagai komitmen
untuk menggali dan mendokumentasikan agar pengetahuan
masyarakat lokal tidak terjadi degradasi dan punah.
C. Manfaat Etnobotani
Etnobotani sebagai suatu ilmu yang sangat penting
dilakukan sebagai wujud untuk menjaga kearifan lokal dan
budaya. Etnobotani memiliki manfaat diantaranya: a) mendoku-