Page 189 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 189

Ayah dan Ibu menyadari, Arimbi merasa bosan karena dirinya pun
         mengalami apa yang dirasakan Arimbi.
         "Arimbi sayang mau ke Taman Safari? Atau Mekarsari?" Tanya Ayah,
         kini ia menatap gadisnya dengan lembut.
         "Tidak  Yah!  Arimbi  ingin  bermain  ke  tempat  yang  tidak  ada
         kendaraannya!  Bosan  sekali  Arimbi  harus  batuk-batuk  ketika  bus
         kota  melewati  Arimbi  atau  mendengar  motor-motor  berisik."  Arimbi
         tampak sangat lucu ketika ia terus mengeluhkan isi hatinya.
                 "Baiklah,  bagaimana  kalau  kita  menemui  kakek  di  desa?  Arimbi
         bisa  bermain  dengan  kakek  dan  juga  melihat  padang  bunga"  ujar
         Ibu. Wajah Arimbi tampak sumringah mendengar saran Ibunya itu.
         "Ayah  dan  Ibu  memang  yang  paling  hebat.  Hari  ini  langsung  pergi,
         ya" ajak Arimbi sambil menarik tangan ayahnya.
         "Tetapi  nanti  ayah  dan  ibu  langsung  pergi  bekerja,  ya?  Jadi  Arimbi
         menginap di rumah kakek sendiri" Pinta ayah.
         "Setuju" Kata Arimbi.
         "Baiklah,  sekarang  Arimbi  shalat  dulu,  setelah  itu  istirahat  ya"  Ujar
         Ayah.

























                                                                     178
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194