Page 191 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 191
Setelah dua jam mereka melakukan perjalanan, Arimbi dan kedua
orang tuanya sampai di rumah kakek. Di sana terlihat kakek sedang
mengelap sepeda ontel kesayangannya. Arimbi langsung berlari
menuju kakeknya dan memeluknya.
"Kakek! Arimbi datang" teriak Arimbi sembari memeluk kakeknya.
"Eh, iya. Astagfirullah, cucu kakek senang sekali membuat kakeknya
jantungan" kata kakek yang kaget sambil mengusap-usap dadanya.
Arimbi tertawa melihat kelakuan kakeknya.
Tanpa berlama-lama ayah dan ibunya Arimbi berpamitan kembali
ke Jakarta. Sebelum pergi, Ayah meminta kakek untuk menjaga
Arimbi selama beberapa hari sampai dengan waktu libur sekolah
berakhir. Tidak lupa juga Ayah menitipkan pesan untuk nenek yang
sedang pergi ke kantor desa.
"Nah sekarang kita pergi menemui nenek di balai desa, yuk.
Kebetulan di sana sedang ada kegiatan makan bersama" ajak kakek.
pun menyiapkan sepeda ontel miliknya dan sepeda milik Arimbi yang
sudah lama tersipan di dalam rumah kakek. ”Ayo, cucu kakek, kita
bersepeda saja sepeda” ajak kakek. "Horee, Arimbi sudah lama tidak
naik Ufo” Ujar Arimbi dengan sumringah.
Ufo adalah nama yang diberikan Arimbi untuk sepedanya yang
ada dirumah kakek, sedangkan sepeda yang ada dirumahnya Ia beri
nama Bajay. "Kamu ini ada-ada saja, memangnya kamu makhluk luar
angkasa" Ujar Kakek. Keduanya tertawa. Kakek mulai mengayuh
sepedanya perlahan-lahan menuju kantor desa.
180