Page 28 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 28
Para murid harus melakukan berbagai gerakan secara
bergantian, seperti shoot, dribble, bounce ass, dan chest pass.
Senyum dan tawa para murid mengiringi latihan gerakan-
gerakan ini.
Pujian dan candaan juga terlontar saat gerakan tertentu
selesai dilakukan. Semua murid terlihat begitu senang. Sesekali
mereka bertepuk tangan ketika ada di antara temannya
berhasil memasukkan bola ke ring.
Sesekali juga mereka tertawa riang ketika ada temannya
melakukan gerakan aneh saat melempar bola. Agil menarik
napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan.
Dalam hatinya muncul rasa jengkel.
Dalam perasaannya muncul berbagai keluhan. “Mengapa aku
tidak bisa seperti mereka, bergerak bebas, dan bermain dengan
senang?” Gerutunya dalam hati. “Mengapa juga Pak Gunawan
menyuruhku duduk di pinggir lapangan?” protes Agil dalam
hatinya pada perintah guru tersebut. Agil sebenarnya ingin
menolak perintah tersebut yang selalu mengharuskannya duduk
di tepi lapangan setiap kali melaksanakan praktik olah raga.
24