Page 32 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 32

Permainan  dimulai  dan  untuk  pertama  kalinya  Agil  dapat
         bergabung bersama teman-temannya. “Priiiiiiit” Agil meniup pluit
         untuk  memulai  pertandingan.  “Priiiit”  Agil  meniup  lagi  pluit
         dengan  keras  ketika  bola  yang  dilempar  temannya  masuk  ke
         dalam  basket.    “1:0  untuk  tim  A.''  Suara  Agil  terdengar
         bersemangat  dan  nyaring.  Murid-murid  lain  yang  menonton
         pertandingan  bertepuk  tangan  dan  bersorak  menyemangati
         timnya.  “Agil  kamu  kereeen.”  Suara  Tika,  Puteri,  dan  Nana  yang
         membuat Agil bertambah semangat.
             Perasaan senang tampak pada wajah guru yang bersahaja ini.
         Idenya   yang    disampaikan   kepada    Pak   Gunawan     agar
         menyertakan  Agil  dalam  permainan  bola  basket  berhasil.  Dia
         juga begitu bangga kepada murid-murid lain teman sekelas Agil.
         Mereka  perduli,  mereka  tidak  diam  saja,  dan  mereka  mencoba
         mengajak Agil untuk bersama-sama.





















                     Lapangan  menjadi  bertambah  ramai.  Bu  Siska  masih  duduk
         di bangku di pinggir lapangan. Pandangannya tertuju pada sosok
         Agil yang terlihat percaya diri memimpin pertandingan antar tim
         di kelasnya.






                                                                     28
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37