Page 31 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 31

Sejenak  Agil  terdiam,  dia  mulai  memikirkan  ucapan  Bu  Siska.
         Dalam  hatinya  muncul  keinginan  untuk  bisa  bergabung  dengan
         teman-temannya.
            'Agil,  kami  perlu  wasit,  sini  gabung.''  Suara  Dika,  teman  paling
         akrabnya  di  kelas  menghentikan  lamunanya.  ''Ayo  Agil,  kamu
         kan  bisa  jadi  wasit,  kita  mau  bermain  three-on-three  antartim,''
         tambah  Kamal.  ''Ayo  Agil,  bantu  teman-temanmu.''  Suara  Pak
         Gunawan yang membuat Agil tak bisa lagi menolak.
               Perlahan  dia  berdiri  dan  melangkah  menuju  ke  setengah
         lapangan    yang   akan   digunakan    untuk   permainan.   Dia
         menghampiri  Pak  Gunawan  dan  mengambil  pluit.  “Ayo,  kamu
         bagus  dalam  teori,  buktikan  kemampuanmu  untuk  menjadi
         wasit.” Pak Gunawan melecut semangat Agil.









                                                                     27
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36