Page 30 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 30

Sudah  menjadi  kebiasaan  Bu  Siska  di  waktu  senggangnya
          untuk  berkeliling  sekolah.  Tidak  jarang  Bu  Siska  menghampiri
          murid-muridnya  sekadar  menyapa  atau  mengajak  bercakap-
          cakap.  Ada  saja  yang  ditanyakan  olehnya,  tentang  kegiatan  di
          rumah, tentang orang tua, tentang kegiatan di sekolah, bahkan
          tentang    kebiasaan-kebiasaan     setiap   muridnya    dalam
          memanfaatkan waktu.

               Agil  tak  luput  dari  perhatiannya,  meski  Agil  cenderung  tidak
         begitu  antusias  untuk  berbincang,  Bu  Siska  tidak  pernah  bosan
         menyapanya.  ''Agil  suka  bola  basket?''  tanya  Bu  Siska.  Agil
         belum    mampu    untuk   berucap.    Hatinya   masih   merasa
         diperlakukan  tidak  adil  dengan  duduk  di  pinggir  lapangan
         sepenjang  jam  pelajaran  olah  raga.  Agil  hanya  menggeleng
         kepalanya dengan wajahnya yang menunduk.

               "Oh  ya,  tidak  apa-apa  jika  Agil  tidak  suka.''  Lanjut  Bu  Siska.
         ''Agil  semua  anak  itu  istimewa.  Setiap  anak,  siapapun  dia,
         memiliki kelebihan juga kekurangan. Jadi tunjukkanlah kelebihan
         itu.  Jika  suka,  jangan  ragu,  Agil  bisa  turut  bermain  dengan
         teman-teman,  bisa  berprestasi,  bisa  aktif  tanpa  harus  berlari-
         lari,  tanpa  harus  melompat-lompat  seperti  mereka.''  Kata  Bu
         Siska mencoba meyakinkan diri Agil.























                                                                     26
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35