Page 169 - Kompendium Katekismus Gereja Katolik
P. 169
Seksi Dua: Sepuluh Perintah Allah 165
Tak seorang pun dapat memisahkan kedua makna yang ditetapkan Allah bagi
hubungan suami-istri ini dengan mengabaikan yang satu atau yang lainnya.
497. Kapan pengaturan kelahiran itu bisa diterima secara moral?
Pengaturan kelahiran, yang merupakan satu aspek dari menjadi orang tua 2368-2369
yang bertanggung jawab, secara moral objektif bisa diterima jika dilaksanakan oleh 2399
pasangan tanpa tekanan dari luar, jika dilaksanakan bukan dengan alasan yang
mementingkan diri sendiri, tetapi untuk alasan yang serius, dengan metode yang
sesuai dengan kriteria moralitas objektif, yaitu pantang berkala dan menggunakan
periode tidak subur.
498. Apa sarana pembatasan kelahiran yang bertentangan dengan kaidah
moral?
Setiap tindakan yang mempunyai tujuan atau sebagai sarana untuk meng- 2370-2372
halangi prokreasi secara intrinsik imoral, misalnya sterilisasi langsung atau kon-
trasepsi, baik sebelum, selama, maupun sesudah hubungan suami-istri.
499. Mengapa inseminasi dan fertilisasi buatan itu imoral?
Keduanya imoral karena memisahkan prokreasi dari hubungan suami-istri, 2373-2377
saat keduanya saling memberikan diri satu sama lain dan meletakkan dominasi
teknologi terhadap asal dan tujuan pribadi manusia. Lebih-lebih, inseminasi
dan pembuahan yang menggunakan alat-alat teknis yang melibatkan orang
yang bukan suami-istri melanggar hak anak untuk dilahirkan dari ibu dan bapak
yang dikenalnya, terikat dalam perkawinan dan mempunyai hak eksklusif untuk
menjadi orang tua hanya melalui mereka saja.
500. Bagaimana anak-anak harus dipandang?
Anak merupakan anugerah Allah, anugerah puncak dari perkawinan. Jadi, tidak 2378
ada istilah hak untuk mendapatkan anak (misalnya, ”dengan segala cara”). Tetapi,
anak mempunyai hak untuk dipandang sebagai buah dari perkawinan orang tuanya,
dan juga hak untuk dihormati sebagai seorang pribadi sejak saat dalam kandungan.