Page 299 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 299

lorong-lorong di bawah tanah di Pulau   karena mengikuti orang tuanya lari ke   Penduduk Papua dipaksa membangun   dibayangkan bagaimana penderitaan
 Doom untuk menghubungkan beberapa   hutan-hutan yang tidak dapat dijangkau   jalan raya Jayapura-PIM-Sentani. Selain   penduduk Papua melakukan semua
 titik bungker pertahanan udara   oleh tentara Jepang (Parera, Usmany,   itu, dalam waktu singkat masyarakat   pekerjaan kasar yang tidak biasa
 tentara Jepang dan menghubungkan   Saberia & Sinaga, 2013).  dipaksa membangun lapangan   dilakoninya demi menopang gerak
 infrastruktur vital seperti pelabuhan   terbang di Sentani agar pesawat udara   mesin perang Jepang. Tentara Jepang
 laut. Sisa bungker pertahanan udara   Kehadiran Jepang di Papua berdampak   Jepang dapat mendarat di lapangan   terkenal dengan kebengisannya,
 masih dapat ditemukan di berbagai   buruk bagi kehidupan masyarakat   terbang itu. Tidak lama kemudian   yang tanpa tedeng aling-aling
 rumah penduduk di Distrik Doom.  Papua. Sebagaimana di daerah   pesawat Jepang mendarat dan Jepang   memaksa penduduk setempat untuk
 Indonesia lainnya masa pendudukan   menempatkan 350 buah pesawat   mengerjakan semua pekerjaan yang
 Tentara Jepang yang menduduki Kota   Jepang merupakan puncak penderitaan   terbang jenis sero di Sentani. Di sekitar   akan membantu Jepang dalam
 Sorong-Doom meluaskan invasinya   bagi penduduk Papua. Bersama-  lapangan terbang Sentani, Doyo,   memenangkan perang melawan
 ke wilayah Sausapor dan sekitarnya.   sama dengan tenaga romusya,   dan Jayapura, Jepang menempatkan   tentara Sekutu. Ketika masyarakat
 Kehadiran tentara Jepang di Sausapor   penduduk Papua dipaksa bekerja   meriam-meriam penangkis udara yang   melakukan kesalahan, tentara Jepang
 menyebabkan penduduk di Sausapor   untuk membangun lapangan terbang   cukup mendahsyatkan (Mampior, 1972).  akan melakukan penyiksaan secara
 dan sekitarnya melarikan diri ke hutan.   dan jalan-jalan untuk pertahanan   bengis di luar batas perikemanusiaan.
 Penduduk Sausapor dan sekitarnya   Perang Dai To A atau Asia Timur Raya.   Masyarakat Papua dipaksa bekerja   Penduduk dipaksa bekerja mulai
 terpaksa melarikan diri ke hutan karena   Tentara Jepang melakukan teror untuk   untuk kepentingan perang Jepang.   dari pagi hingga sore tanpa diberi
 tentara Jepang memaksa penduduk   menakut-nakuti penduduk setempat   Mereka membangun beberapa   makan dan perawatan yang cukup
 untuk melakukan pekerjaan yang   untuk tidak melakukan perlawanan   jembatan di Pantai Teluk Imbi, PIM,   dan kadang diberlakukan hukuman
 tidak pernah dilakukan sebelumnya.   kepada tentara Jepang (Siagian,   dan Kota Baru, Pantai Hamadi, A.P.O.   potong jari kepada orang yang tidak
 Misalnya, penduduk dipaksa untuk   1978). Penduduk Papua dipaksa   Di Pantai PIM dan Kota Baru. Selain   bekerja dengan baik. Dalam usahanya
 membangun base camp untuk   bekerja dengan sistem disiplin tentara.   itu mereka juga membangun gudang-  untuk memperkuat basis pertahanan
 kepentingan tentara Jepang. Sebelum   Tanah-tanah dan hak-hak adat harus   gudang perbekalan makanan, amunisi,   Jepang di Sarmi, Jepang tidak hanya
 kehadiran tentara Jepang, penduduk   diserahkan kepada tentara tanpa ganti   dan perlengkapan lainnya untuk   membangun lapangan udara, tetapi
 Kampung Mega telah bermukim di   rugi untuk pembangunan jalan raya   Angkatan Perang Jepang, khususnya   juga membangun jalan, jembatan, dan
 perkampungan yang ditunjuk oleh   dan pemukiman. Masyarakat dipaksa   Armada VIII dan IX. Perbekalan Jepang   benteng pertahanan. Untuk melakukan
 pemerintah kolonial Belanda yaitu di   mengumpulkan sagu dan hasil-hasil   tersebut masih dapat disaksikan oleh   pekerjaaan pembangunan itu, Jepang
 Kampung Mega, yang letaknya dekat   bumi lainnya untuk diserahkan kepada   Sekutu Amerika ketika pendaratannya   memaksa penduduk setempat, seperti
 ke pantai, sehingga pemukiman itu   tentara Jepang. Masyarakat tidak bebas   di Hollandia (Jayapura). Perbekalan   dari Sawar, Bagaiserwar, Holmafen
 dekat dengan sarana pendidikan dan   bergerak dalam memenuhi kebutuhan   Jepang di Jayapura merupakan satu-  bahkan dari luar Sarmi seperti
 kesehatan. Namun, ketika Jepang   hidupnya. Akibatnya penduduk   satunya pusat perbekalan yang terbesar   Bonggo, Mamberamo, dan Tanah
 tiba di wilayah itu, anak-anak sekolah   setempat tidak mampu memenuhi   dan terkaya dari tentara Jepang pada   Merah untuk bekerja tanpa upah,
 terpaksa meninggalkan bangku sekolah,   kebutuhan dasar keluarganya.   Perang Dunia II (Mampior, 1972). Dapat   bahkan tidak diberi makan, sehingga



                                                                                        28
 28  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  2833
 2822
   294   295   296   297   298   299   300   301   302   303   304