Page 416 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 416

yang telah disusun, oleh karena         Setelah pengungkapan kebenaran                             kebanggaan mereka terhadap cerita       atau tidak langsung, telah banyak
                      proses prosekusi yang justru akan       dan pengakuan, perlu dilanjutkan                           sejarah lokal mereka dan keyakinan      kebijakan pemerintah yang dilakukan
                      membahayakan posisi masyarakat          dengan upaya rekonsiliasi, yaitu (1)                       bahwa sejarah yang telah diluruskan     untuk memecahkan masalah Papua.
                      Papua sendiri dalam menghadapi          upaya pembukaan forum dialog,                              tersebut “cocok” dengan identitas diri   Harus diakui betapa tidak mudahnya
                      kelompok tergugat yang dominan.         baik antara masyarakat lokal Papua                         mereka saat ini. Selain itu, pelurusan   mengatasi masalah Papua yang berakar
                      Proses pengungkapan kebenaran ini       dengan elit politiknya maupun antara                       sejarah dapat bermakna besar bagi       dalam dan berimplikasi luas ditinjau
                      perlu didukung oleh kerja pengadilan    masyarakat lokal tersebut dengan                           masyarakat Papua, yang tercatat         dari aspek internal maupun eksternal,
                      yang sangat tergantung pada keadilan    Pemerintah Pusat; (2) mempersiapkan                        dalam beberapa literatur karya          baik dari dalam maupun luar negeri.
                      formal dengan konsep kunci mengakhiri   kapasitas pemerintah daerah untuk                          masyarakatnya, yang cenderung           Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad)
                      keseluruhan perkara hingga tuntas       mematangkan konsep desentralisasi                          merasa “disalahkan”, antara lain terkait   Jenderal TNI Mulyono pada saat
                      berdasarkan kesaksian, dakwaan, dan     yang selama ini tidak berjalan dengan                      kesulitan mereka untuk beradaptasi      melantik Pangdam Cenderawasih pada
                      penghukuman (Widjojo 2009:206).         semestinya; (3) mencegah terjadinya                        dengan “tren kehidupan” di belahan      awal Oktober 2018, menginstruksikan
                                                              manipulasi kebenaran di sepanjang                          barat Indonesia, keinginan untuk        kepada  Mayjen Yosua Pandit Sembiring
                                                              masa pengungkapan dan pengakuan;                           protes akan keadaan yang dianggap       untuk melakukan tindakan persuasif
                      Proses peradilan tersebut dapat
                      dilaksanakan berdasarkan UU No.         (4) demiliterisasi guna menghilangkan                      sebagai upaya pemisahan diri dari       dalam bertugas di Papua (Kompas,
                      26 Tahun 2000 tentang Pengadilan        kesan kehadiran militer sebagai entitas                    NKRI, serta ketidakmampuan mereka       13 Oktober 2018: 4). Pernyataan
                      HAM. Berdasarkan UU ini, dapat          eksesif dan menurunkan tensi antara                        dalam mengelola sumber daya             itu bermakna masih adanya kaitan
                                                                                                                                                                 kelampauan dengan kekinian
                                                              kelompok yang pro dengan yang
                                                                                                                         alamnya sendiri sehingga terciptalah
                      diselesaikan tuntutan terhadap          kontra terhadap pemerintah; dan (5)                        eksploitasi asing. Pelurusan terhadap   Papua. Kata persuasif, tidak sekedar
                      pelanggaran HAM berat, yaitu yang       memperkuat pemahaman masyarakat                            sejarah dan penguatan ciri identitas    pernyataan biasa tanpa makna distingtif
                      dikategorikan sebagai kejahatan         sipil Papua (Widjojo 2009:219-222).                        dalam diri masyarakat Papua sebagai     jika dihadapkan dengan kata represif,
                      genosida (kejahatan yang dilakukan                                                                 bagian dari Republik Indonesia juga     yang secara implisit pernah terjadi di
                      oleh suatu kelompok masyarakat yang     Persoalan mendasar lainnya, yaitu                          dapat mengarah pada rasa keterikatan    masa lalu. Perencanaan tersebut perlu
                      ditujukan untuk menghancurkan atau      mengenai pelurusan sejarah dan                             (interrelations) antara suatu entitas lokal   dilaksanakan secara bertahap, dalam
                      memusnahkan kelompok bangsa, ras,       konstruksi identitas politik yang                          (atau provinsial?) dengan entitas yang   arti berangsur-angsur, agar hasil dan
                      etnis, dan agama tertentu dengan        memerlukan banyak perhatian                                memiliki kedudukan lebih tinggi, yang   prosesnya lebih terukur, sebab untuk
                      cara membunuh, menyiksa, mencegah       dan keseriusan. Melalui pelurusan                          dalam hal ini adalah negara. Maka,      menuntaskan program yang ada dalam
                      kelahiran, atau memisahkan anak-        sejarah dan konstruksi identitas                           paradigma baru pun terbentuk terkait    road map tersebut diperlukan suatu
                      anak dari orang tua mereka) dan         yang tepat, the feels of resentment                        posisi tawar Papua dalam Indonesia,     kontinuitas yang dapat memastikan
                      kejahatan terhadap kemanusiaan,         yang dirasakan masyarakat Papua,                           atau Indonesia bagi Papua.              bahwa Papua tidak perlu lagi menjadi
                      suatu kejahatan yang meluas dan         seperti yang dijelaskan oleh Taufik                                                                penyelesaian yang tertunda. Dinamika
                      sistemik yang ditujukan bagi rakyat sipil   Abdullah (2009:466), akan lambat                       Bertolak dari road map yang dirancang   masa kontemporer Papua ternyata
                      (Widjojo 2009:207).                     laun berkurang, oleh karena adanya                         oleh LIPI (2005), baik secara langsung   masih memperlihatkan pola sejarah



                   40     PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA                                                                                   P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  40101
                   4000
                                                                                                                                                                                                     4
                          P
   411   412   413   414   415   416   417   418   419   420   421