Page 417 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 417

yang telah disusun, oleh karena   Setelah pengungkapan kebenaran   kebanggaan mereka terhadap cerita   atau tidak langsung, telah banyak
 proses prosekusi yang justru akan   dan pengakuan, perlu dilanjutkan   sejarah lokal mereka dan keyakinan   kebijakan pemerintah yang dilakukan
 membahayakan posisi masyarakat   dengan upaya rekonsiliasi, yaitu (1)   bahwa sejarah yang telah diluruskan   untuk memecahkan masalah Papua.
 Papua sendiri dalam menghadapi   upaya pembukaan forum dialog,   tersebut “cocok” dengan identitas diri   Harus diakui betapa tidak mudahnya
 kelompok tergugat yang dominan.   baik antara masyarakat lokal Papua   mereka saat ini. Selain itu, pelurusan   mengatasi masalah Papua yang berakar
 Proses pengungkapan kebenaran ini   dengan elit politiknya maupun antara   sejarah dapat bermakna besar bagi   dalam dan berimplikasi luas ditinjau
 perlu didukung oleh kerja pengadilan   masyarakat lokal tersebut dengan   masyarakat Papua, yang tercatat   dari aspek internal maupun eksternal,
 yang sangat tergantung pada keadilan   Pemerintah Pusat; (2) mempersiapkan   dalam beberapa literatur karya   baik dari dalam maupun luar negeri.
 formal dengan konsep kunci mengakhiri   kapasitas pemerintah daerah untuk   masyarakatnya, yang cenderung   Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad)
 keseluruhan perkara hingga tuntas   mematangkan konsep desentralisasi   merasa “disalahkan”, antara lain terkait   Jenderal TNI Mulyono pada saat
 berdasarkan kesaksian, dakwaan, dan   yang selama ini tidak berjalan dengan   kesulitan mereka untuk beradaptasi   melantik Pangdam Cenderawasih pada
 penghukuman (Widjojo 2009:206).  semestinya; (3) mencegah terjadinya   dengan “tren kehidupan” di belahan   awal Oktober 2018, menginstruksikan
 manipulasi kebenaran di sepanjang   barat Indonesia, keinginan untuk   kepada  Mayjen Yosua Pandit Sembiring
 masa pengungkapan dan pengakuan;   protes akan keadaan yang dianggap   untuk melakukan tindakan persuasif
 Proses peradilan tersebut dapat
 dilaksanakan berdasarkan UU No.   (4) demiliterisasi guna menghilangkan   sebagai upaya pemisahan diri dari   dalam bertugas di Papua (Kompas,
 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan   kesan kehadiran militer sebagai entitas   NKRI, serta ketidakmampuan mereka   13 Oktober 2018: 4). Pernyataan
 HAM. Berdasarkan UU ini, dapat   eksesif dan menurunkan tensi antara   dalam mengelola sumber daya   itu bermakna masih adanya kaitan
                                                    kelampauan dengan kekinian
 kelompok yang pro dengan yang
            alamnya sendiri sehingga terciptalah
 diselesaikan tuntutan terhadap   kontra terhadap pemerintah; dan (5)   eksploitasi asing. Pelurusan terhadap   Papua. Kata persuasif, tidak sekedar
 pelanggaran HAM berat, yaitu yang   memperkuat pemahaman masyarakat   sejarah dan penguatan ciri identitas   pernyataan biasa tanpa makna distingtif
 dikategorikan sebagai kejahatan   sipil Papua (Widjojo 2009:219-222).  dalam diri masyarakat Papua sebagai   jika dihadapkan dengan kata represif,
 genosida (kejahatan yang dilakukan   bagian dari Republik Indonesia juga   yang secara implisit pernah terjadi di
 oleh suatu kelompok masyarakat yang   Persoalan mendasar lainnya, yaitu   dapat mengarah pada rasa keterikatan   masa lalu. Perencanaan tersebut perlu
 ditujukan untuk menghancurkan atau   mengenai pelurusan sejarah dan   (interrelations) antara suatu entitas lokal   dilaksanakan secara bertahap, dalam
 memusnahkan kelompok bangsa, ras,   konstruksi identitas politik yang   (atau provinsial?) dengan entitas yang   arti berangsur-angsur, agar hasil dan
 etnis, dan agama tertentu dengan   memerlukan banyak perhatian   memiliki kedudukan lebih tinggi, yang   prosesnya lebih terukur, sebab untuk
 cara membunuh, menyiksa, mencegah   dan keseriusan. Melalui pelurusan   dalam hal ini adalah negara. Maka,   menuntaskan program yang ada dalam
 kelahiran, atau memisahkan anak-  sejarah dan konstruksi identitas   paradigma baru pun terbentuk terkait   road map tersebut diperlukan suatu
 anak dari orang tua mereka) dan   yang tepat, the feels of resentment   posisi tawar Papua dalam Indonesia,   kontinuitas yang dapat memastikan
 kejahatan terhadap kemanusiaan,   yang dirasakan masyarakat Papua,   atau Indonesia bagi Papua.   bahwa Papua tidak perlu lagi menjadi
 suatu kejahatan yang meluas dan   seperti yang dijelaskan oleh Taufik   penyelesaian yang tertunda. Dinamika
 sistemik yang ditujukan bagi rakyat sipil   Abdullah (2009:466), akan lambat   Bertolak dari road map yang dirancang   masa kontemporer Papua ternyata
 (Widjojo 2009:207).  laun berkurang, oleh karena adanya   oleh LIPI (2005), baik secara langsung   masih memperlihatkan pola sejarah



 40  PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  40101
 4000
                                                                                        4
 P
   412   413   414   415   416   417   418   419   420   421   422